Banyak orang mengutuk konflik berdarah yang terjadi di Mesir. Indonesia pun diminta untuk bisa berperan aktif untuk mencegah meluasnya kekerasan yang terjadi pasca-penggulingan mantan Presiden Mesir Mohammed Morsi.
"Kami mengutuk tindakan brutal tersebut. Kita tidak boleh membiarkan pembantaian tersebut berlanjut dan memakan lebih banyak jiwa," kata anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya di Jakarta, Selasa (30/7/2013).
Tantowi akui, Indonesia memang tak boleh terlalu dalam mencampuri urusan rumah tangga negara lain. "Tapi atas nama kemanusiaan yang bersifat universal, kita tetap boleh berteriak," imbuhnya.
Kini konflik di Mesir kembali memakan korban jiwa. Sebanyak 15 orang harus kehilangan nyawanya dalam kerusuhan yang terjadi di pusat kota Kairo, Senin malam 29 Juli 2013. Padahal, sebelunya pertumpahan darah di negeri piramid ini juga memakan korban jiwa yang tak sedikit.
Sebanyak 100 orang tercatat tewas dalam pertumpahan darah yang terjadi di sekitar Masjid Rabaa al-Adawiya, Mesir, 26 Juli lalu. (Ndy/Ism)
"Kami mengutuk tindakan brutal tersebut. Kita tidak boleh membiarkan pembantaian tersebut berlanjut dan memakan lebih banyak jiwa," kata anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya di Jakarta, Selasa (30/7/2013).
Tantowi akui, Indonesia memang tak boleh terlalu dalam mencampuri urusan rumah tangga negara lain. "Tapi atas nama kemanusiaan yang bersifat universal, kita tetap boleh berteriak," imbuhnya.
Kini konflik di Mesir kembali memakan korban jiwa. Sebanyak 15 orang harus kehilangan nyawanya dalam kerusuhan yang terjadi di pusat kota Kairo, Senin malam 29 Juli 2013. Padahal, sebelunya pertumpahan darah di negeri piramid ini juga memakan korban jiwa yang tak sedikit.
Sebanyak 100 orang tercatat tewas dalam pertumpahan darah yang terjadi di sekitar Masjid Rabaa al-Adawiya, Mesir, 26 Juli lalu. (Ndy/Ism)