Pelaku penyiraman air keras kepada penumpang PPD 213 jurusan Kampung Melayu-Grogol, RN (18) alias Rio alias Tompel, kini sudah resmi ditetapkan jadi tersangka. Awalnya, RN, mengaku ingin menyerahkan diri saat mengetahui korbannya adalah warga biasa, alias salah sasaran.
Namun, niat tersebut tak dijalani sampai dirinya berhasil dibekuk ketika bertandang rumah temannya, David di Bekasi. Anak bungsu dari 4 saudara itu mengaku takut dikeluarkan sekolah.
"Dia nggak mau jujur karena dia dapat peringatan terakhir dari sekolah. Dia takut, ingin ikut ujian sekolah dan nggak mau dikeluarin sekolah," kata kakak RN, RVA (22) saat ditemui Liputan6.com di Polres Jakarta Timur, Minggu (6/10/2013).
Bungsu dari pasangan Aril (53) dan Tuta (53), mengaku menyesal atas kelakuan brutalnya. Bahkan, di saat pelarian, RN sudah bersiap ketika dirinya ditangkap, sekalipun penangkapan itu dilakukan polisi di sekolahnya, yaitu di STM 1 Budi Utomo.
"Siapin baju gua, baju sekolah gua. Biar nanti gua ditangkap di sekolah," tutur RVA menirukan ucapan RN.
Menurut RVA, RN adalah anak yang baik dan penurut. Namun, RN mudah sekali terpengaruh oleh teman-temannya baik di sekolah maupun di rumah.
"Dia paling takut sama Ibu, deket sama Bapak. Nah ibunya RN setiap berangkat tas RN diperiksa. Bodohnya dia (RN) sering disuruh dan mau sama temannya. Pernah kena bacok dan dirawat di RS Islam cuma karena belain kawan saat kelas 2," cerita RVA.
Hingga kini, sang Ibu belum mengetahui jika RN sudah berada di hotel prodeo milik Polres Jakarta Timur. Jantung sang Ibu yang lemah menjadi alasan keluarga lainnya untuk tidak memberi tahu. Pihak keluarga RN juga mengaku pasrah akan tuntutan hukum yang menjerat RN.
"Ibu dan bapak jualan kue lupis dan itu hanya untuk makan sehari-hari. Kalau ada korban yang menuntut biaya perawatan ya kita nggak punya duit," tutup RVA. (Alv)
Namun, niat tersebut tak dijalani sampai dirinya berhasil dibekuk ketika bertandang rumah temannya, David di Bekasi. Anak bungsu dari 4 saudara itu mengaku takut dikeluarkan sekolah.
"Dia nggak mau jujur karena dia dapat peringatan terakhir dari sekolah. Dia takut, ingin ikut ujian sekolah dan nggak mau dikeluarin sekolah," kata kakak RN, RVA (22) saat ditemui Liputan6.com di Polres Jakarta Timur, Minggu (6/10/2013).
Bungsu dari pasangan Aril (53) dan Tuta (53), mengaku menyesal atas kelakuan brutalnya. Bahkan, di saat pelarian, RN sudah bersiap ketika dirinya ditangkap, sekalipun penangkapan itu dilakukan polisi di sekolahnya, yaitu di STM 1 Budi Utomo.
"Siapin baju gua, baju sekolah gua. Biar nanti gua ditangkap di sekolah," tutur RVA menirukan ucapan RN.
Menurut RVA, RN adalah anak yang baik dan penurut. Namun, RN mudah sekali terpengaruh oleh teman-temannya baik di sekolah maupun di rumah.
"Dia paling takut sama Ibu, deket sama Bapak. Nah ibunya RN setiap berangkat tas RN diperiksa. Bodohnya dia (RN) sering disuruh dan mau sama temannya. Pernah kena bacok dan dirawat di RS Islam cuma karena belain kawan saat kelas 2," cerita RVA.
Hingga kini, sang Ibu belum mengetahui jika RN sudah berada di hotel prodeo milik Polres Jakarta Timur. Jantung sang Ibu yang lemah menjadi alasan keluarga lainnya untuk tidak memberi tahu. Pihak keluarga RN juga mengaku pasrah akan tuntutan hukum yang menjerat RN.
"Ibu dan bapak jualan kue lupis dan itu hanya untuk makan sehari-hari. Kalau ada korban yang menuntut biaya perawatan ya kita nggak punya duit," tutup RVA. (Alv)