Suara dari Kampung Monyet: Razia Jokowi Akal-akalan Barat

Suara-suara keresahan terdengar dari Kampung Monyet yang berada di bantaran Kanal Banjir Timur, Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur.

oleh Widji Ananta diperbarui 23 Okt 2013, 13:31 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2013, 13:31 WIB
topeng-monyet-3-131023b.jpg
Suara-suara keresahan terdengar dari Kampung Monyet di bantaran Kanal Banjir Timur, Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur. Semua meluncur menyusul kebijakan baru Gubernur DKI Jakarta Jokowi yang bakal membersihkan topeng monyet dari Ibukota.

Salah satu suara diungkapkan Budi. Ada 11 kotak kayu di depan rumah warga Kampung Monyet di sebuah gang sempit itu. Kotak-kotak kayu itu adalah kandang untuk 11 monyet peliharaannya. Budi menilai rencana Jokowi itu hanyalah akal-akalan pihak asing saja.

"Akal-akalan orang Barat itu, Mas. Ntar dibeli sama mereka terus dijualin lagi," kata Budi polos kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (23/10/2013).

Budi takut jika monyet-monyetnya itu dirampas. Padahal tak sedikit biaya dan tenaga yang dikeluarkannya untuk melatih para primata itu.

"Mereka nggak tahu sih saya ngerawat monyet-monyet ini gimana. Saya membeli monyet-monyet itu sejak masih kecil. Saya kasih makan nasi dan mie goreng setiap paginya," keluh pria asal Cirebon itu.

Kesebelas monyet Budi tak disewakan. Si monyet juga dirawat sendiri olehnya bersama keluarga. Biasanya, hewan-hewan pemakan pisang itu diajaknya mengamen ke 3 lokasi, yakni Lebak Bulus, Buaran, dan kawasan kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI). Dalam sehari, dia dan monyetnya bisa mengantongi Rp 30-Rp 50 ribu.

"Dirawat oleh bapak, anak, sepupu, keponakan. Tidak disewakan, Mas," tutur Budi. (Ndy/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya