Polisi kembali menangkap 2 orang yang diduga pelaku teror kepada anggota polisi. Sebelumnya 6 penembak polisi telah diamankan. Alhasil, total pelaku ditangkap berjumlah 8 orang yang dididuga merupakan penyerang dan penembak personel Polri di beberapa wilayah belakangan ini.
"Soal penembakan sudah ditangkap sampai tadi pagi. Jumlahnya ada 8 orang. Kemarin sudah 6 ditangkap," ujar Kapolri Komjen Pol Sutarman di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (31/10/2013).
Kedua pelaku yang ditangkap pagi tadi, lanjut Sutarman, yakni dari Bima dan Sulawesi Selatan. Kedelapan pelaku itu memiliki peran masing-masing, seperti merakit senjata, distribusi senjata, hingga eksekusi di lapangan.
"Perannya mulai dari perakitan senjata setelah dikirimkan pada seseorang dikirimkan lagi. Sehingga sampai kepada pelaku kemudian juga ada yang membantu membiayai dananya," ungkap dia.
Ia meyakini kedelapan penembak personel Polri itu masih 1 jaringan dengan komplotan teroris yang kerap melakukan aksi teror di tanah air. Untuk penembakan polisi ada 3 pelaku. "(Sisanya) turut sertanya dan yang membantu mencarikan kendaraan dan lain-lain," kata Sutarman.
"Semua penembakan yang di Pondok Aren, Cirendeu, dan KPK semua 1 kaitan," sambungnya.
Sutarman menegaskan, selain kedelapan penyerang polisi, para pelaku juga masuk jaringan teroris. Target teror yang dikejar mereka selama ini adalah simbol-simbol asing dan polisi. "Belakangan kita bisa menangkap sebelum mereka melakukan kejahatan."
"Sehingga mereka menganggap Polri sebagai musuh mereka dan dianggap dihalalkan," terang Sutarman.
Sutarman menambahkan, polisi sebagai target para pelaku lantaran polisi dianggap sebagai penghalang mereka dalam melakukan aksi. "Kelompok mereka ada di wilayah timur dan wilayah barat," pungkas Sutarman. (Rmn/Sss)
"Soal penembakan sudah ditangkap sampai tadi pagi. Jumlahnya ada 8 orang. Kemarin sudah 6 ditangkap," ujar Kapolri Komjen Pol Sutarman di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (31/10/2013).
Kedua pelaku yang ditangkap pagi tadi, lanjut Sutarman, yakni dari Bima dan Sulawesi Selatan. Kedelapan pelaku itu memiliki peran masing-masing, seperti merakit senjata, distribusi senjata, hingga eksekusi di lapangan.
"Perannya mulai dari perakitan senjata setelah dikirimkan pada seseorang dikirimkan lagi. Sehingga sampai kepada pelaku kemudian juga ada yang membantu membiayai dananya," ungkap dia.
Ia meyakini kedelapan penembak personel Polri itu masih 1 jaringan dengan komplotan teroris yang kerap melakukan aksi teror di tanah air. Untuk penembakan polisi ada 3 pelaku. "(Sisanya) turut sertanya dan yang membantu mencarikan kendaraan dan lain-lain," kata Sutarman.
"Semua penembakan yang di Pondok Aren, Cirendeu, dan KPK semua 1 kaitan," sambungnya.
Sutarman menegaskan, selain kedelapan penyerang polisi, para pelaku juga masuk jaringan teroris. Target teror yang dikejar mereka selama ini adalah simbol-simbol asing dan polisi. "Belakangan kita bisa menangkap sebelum mereka melakukan kejahatan."
"Sehingga mereka menganggap Polri sebagai musuh mereka dan dianggap dihalalkan," terang Sutarman.
Sutarman menambahkan, polisi sebagai target para pelaku lantaran polisi dianggap sebagai penghalang mereka dalam melakukan aksi. "Kelompok mereka ada di wilayah timur dan wilayah barat," pungkas Sutarman. (Rmn/Sss)