Abraham Samad: Keterangan Sri Mulyani Bisa Bongkar Kasus Century

Samad yakin, KPK dapat membongkar kasus pembobolan dana dari Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) senilai Rp 6,7 triliun itu.

oleh Sugeng Triono diperbarui 11 Des 2013, 12:50 WIB
Diterbitkan 11 Des 2013, 12:50 WIB
abraham-samad-nazaruddin-130927c.jpg
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah terbang ke Washington, Amerika Serikat, untuk memeriksa mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam kasus dugaan korupsi dana Bank Century. Dari hasil pemeriksaan April lalu, KPK mengantongi sejumlah keterangan penting.

"Keterangan-keterangan Sri Mulyani itu sangat signifikan untuk membongkar kasus ini secara utuh," kata Ketua KPK Abraham Samad saat berkunjung ke redaksi Liputan6.com dan SCTV di Senayan, Jakarta, Rabu (11/12/2013).

Samad yakin, KPK dapat membongkar kasus pembobolan dana dari Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) senilai Rp 6,7 triliun itu. Karena itu, keterangan penting yang sudah digali dari Direktur Pelaksana Bank Dunia itu diyakini bisa membuka kotak pandora kasus ini.

Bagi Samad, keterangan Sri Mulyani membuka tabir siapa aktor intelektual di balik kasus Century. "Kita bisa membongkar kasus ini sampai pada level intellectual dader-nya (otak pelaku)," tegas Samad.

KPK sudah menetapkan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Mulya sebagai tersangka dan ditahan. Tapi Samad tegaskan, penetapan tersangka Budi Mulya bukan akhir dari perjalanan kasus

"Tapi ini baru awal dari kasus Century. Karena pada akhirnya, kita akan menuju pada pelaku-pelaku intelektualnya," ujar Samad.

Penahanan Budi Mulya sempat dikritik politisi PKS Fahri Hamzah. Fahri menilai, penahanan dan penetapan tersangka Budi Mulya justru akan menghentikan kasus Century di KPK [baca: PKS Curigai Penahanan Budi Mulya untuk Hentikan Kasus Century].

"Budi Mulya (dijadikan tersangka) dalam hal apa, sebab kalau terkait dengan sogok Rp 1 miliar. Maka kemungkinan kasus itu tidak terkait Bank Century dan bisa berhenti sampai di Budi Mulya," kata Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin 18 November lalu. (Ism/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya