Atasi Banjir Jakarta, Pakar: SBY-Jokowi Jangan Saling Menyalahkan

Saatnya pemerintah pusat, Pemprov DKI dan stakeholder bersinergi menanggulangi dan mencegah banjir Jakarta. Juga wilayah sekitar Jakarta.

oleh Rochmanuddin diperbarui 22 Jan 2014, 18:08 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2014, 18:08 WIB
sby-datang-2-130120b.jpg
Masalah banjir yang kerap melanda Ibukota Jakarta sepertinya tak mudah diatasi. Karena itu perlu sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo serta seluruh stakeholder yang ada. Tak perlu lagi saling menyalahkan.

"Namun semua jangan hanya melihat kedua figur itu, tapi juga figur lain. Dulu saya saat di lingkungan, ketika banjir, pada nggak tidur, begadang. Jadi kita harus tahu peran masing-masing, bukan saling menyalahkan. Ya, kadang Jokowi kesel, tapi nggak terus-terusan. Habis itu, udah, nggak ada masalah," ujar Pakar Lingkungan Erna Witular kepada Liputan6.com, Rabu (22/1/2014).

"Jangan saling menyalahkan. Pemerintah pusat dan daerah harus disinergikan bersama semua elemen. Politik itu penting tapi tidak semua layak dipolitisir, karena masing-masing memiliki tupoksi berbeda," tandas Erna.

Perempuan bernama lengkap Andi Erna Anastasjia Walinono itu mengatakan, ada banyak stakeholder yang harus dilibatkan untuk mengatasi masalah banjir ibukota. Untuk pemerintah pusat seperti Kementerian Lingkungan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri dan kementerian terkait lainnya.

"Kemudian masyarkat. Mereka jangan hanya dimanjakan untuk terus mengungsi. Mereka kan juga SDM, jangan hanya memanjakan ke keadaan normal, jangan 'dikandangin'. Mereka juga harus diberi penyadaran misalnya terkait pemeliharaan lingkungan," ujar Menteri Permukiman dan Pengembangan Wilayah Indonesia ke-22 itu.

Kisruh penanganan amblesnya Jalan TB Simatupang dan jebolnya Waduk Setia Budi antara Jokowi dan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, juga menurut Erna tak semestinya terjadi. "Itu sebaiknya berhenti, jangan lagi saling menyalahkan. Nggak apa-apa, ada yang lebih duluan ada yang belakangan. Ini sebenarnya hanya masalah administrasi."

"Memang perlu kewenangan yang jelas. Tapi tidak perlu diperpanjang atau menunggu yang berwenang bergerak, asal ngomong saja, 'saya duluan ya' nggak masalah. Jadi jangan merasa pihak nasional dilangkahi, tak perlu bertengkar," sambungnya.

Lalu apa sebenarnya penyebab banjir di Jakarta? Erna menilai ada banyak faktor yang tidak dapat dipilah-pilah. Faktor cuaca buruk, banyaknya sampah, kesadaran masyarakat, tata ruang hingga penghijauan dan lainnya harus terintegrasi. "Saya melihat penyebab utama ada banyak, jadi bukan hanya disebabkan curah hujan tinggi, sehingga sungai deras."

"Tapi tidak juga hanya masalah tata ruang kota sehingga drainasenya tidak baik. Atau penebangan hutan, kurangnya lahan terbuka hijau, atau hanya akibat sampah. Semua menjadi masalah utama," tegasnya.

Untuk masalah banjir di Jakarta juga tak hanya masalah di Jakarta saja yang harus diperhatikan. Juga daerah di sekitarnya seperti daerah hulu, Bogor dan Sukabumi. Mereka harus berperan bersama-sama. "Penyebabnya banyak, solusinya juga nggak single. Jadi ada solusi di Kementerian PU, ada upaya masyarakat, dunia usaha. Jangan sendiri-sendiri."

Mantan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) itu juga menilai, saat ini sudah banyak upaya yang dilakukan pemerintah pusat maupun Pemprov DKI untuk mencegah dan menanggulangi banjir di Jakarta. "Sudah banyak solusi yang mengarah kerja sama penanganan yang lebih baik."

"Cuma memang ada penanganan mendasar seperti penataan ruang terbuka hijau dan penataan tata ruang di hulu dan hilir yang perlu lebih ditingkatkan lagi," pungkas Erna. (Rmn/Yus)

Baca juga:

Asa Korban Banjir Rawajati
Kunjungi Korban Banjir di Bekasi, SBY: Sabar Ya...
Disindir Capres Banjir, Jokowi: Mau Maki Terserah, Nggak Urus!

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya