Banjir dan tanah longsor juga melanda Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Bupati Kudus Musthofa memperkirakan kerugian akibat bencana itu mencapai Rp 500 miliar.
"Kerugian yang mencapai ratusan miliar tersebut dihitung dari nilai taksiran kerusakan sejumlah sarana dan prasarana umum serta permukiman penduduk," ujar Musthofa di Kudus, Kamis (30/1/2014).
Rinciannya adalah bidang sarana prasarana jalan, jembatan, dan irigasi mencapai Rp 200 miliar, bidang infrastruktur perdesaan Rp 125 miliar, pertanian Rp 100 miliar, perumahan atau pemukiman Rp 60 miliar, sarana dan prasarana pendidikan Rp 10 miliar.
"Sarana dan prasarana bidang kesehatan juga mengalami kerugian yang nilainya ditaksir mencapai Rp 5 miliar," katanya.
Banjir di Kabupaten Kudus terjadi sejak 20 Januari 2014 hingga sekarang, meliputi 5 kecamatan yang mengalami dampak paling parah, kemudian meluas di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Kudus. Hal itu, berdampak pada roda perekonomian, proses belajar mengajar dan menelan korban meninggal 16 jiwa, serta 14.442 jiwa lebih pengungsi di 53 titik lokasi pengungsian di 8 kecamatan.
"Semua jajaran, mulai dari aparat kesehatan untuk tetap melakukan pemantauan dan memberikan pelayanan kesehatan pengungsi dan atau korban bencana di Kabupaten Kudus," ungkap Musthofa.
Setelah cuaca memungkinkan dan banjir surut, sambungnya, telah dipersiapkan rencana pengaturan transportasi pemulangan pengungsi ke tempat tinggaknya masing-masing.
Pemkab Kudus menetapkan status tanggap darurat bencana dan berupaya membuka akses jalan utama Kudus-Semarang dengan cara menimbun dengan batu kricak. (Ant/Mut/Yus)
"Kerugian yang mencapai ratusan miliar tersebut dihitung dari nilai taksiran kerusakan sejumlah sarana dan prasarana umum serta permukiman penduduk," ujar Musthofa di Kudus, Kamis (30/1/2014).
Rinciannya adalah bidang sarana prasarana jalan, jembatan, dan irigasi mencapai Rp 200 miliar, bidang infrastruktur perdesaan Rp 125 miliar, pertanian Rp 100 miliar, perumahan atau pemukiman Rp 60 miliar, sarana dan prasarana pendidikan Rp 10 miliar.
"Sarana dan prasarana bidang kesehatan juga mengalami kerugian yang nilainya ditaksir mencapai Rp 5 miliar," katanya.
Banjir di Kabupaten Kudus terjadi sejak 20 Januari 2014 hingga sekarang, meliputi 5 kecamatan yang mengalami dampak paling parah, kemudian meluas di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Kudus. Hal itu, berdampak pada roda perekonomian, proses belajar mengajar dan menelan korban meninggal 16 jiwa, serta 14.442 jiwa lebih pengungsi di 53 titik lokasi pengungsian di 8 kecamatan.
"Semua jajaran, mulai dari aparat kesehatan untuk tetap melakukan pemantauan dan memberikan pelayanan kesehatan pengungsi dan atau korban bencana di Kabupaten Kudus," ungkap Musthofa.
Setelah cuaca memungkinkan dan banjir surut, sambungnya, telah dipersiapkan rencana pengaturan transportasi pemulangan pengungsi ke tempat tinggaknya masing-masing.
Pemkab Kudus menetapkan status tanggap darurat bencana dan berupaya membuka akses jalan utama Kudus-Semarang dengan cara menimbun dengan batu kricak. (Ant/Mut/Yus)