Gibran Minta Hapus Penerimaan Siswa Sistem Zonasi, Solusi Atau Masalah Baru?

Kelud Meletus, Ribuan Ternak Ditinggal Mengungsi Warga Malang

Lebih dari 41 ribu ternak jenis sapi perah ditinggal warga Kabupaten Malang yang terdampak letusan Gunung Kelud untuk mengungsi.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Feb 2014, 13:57 WIB

Diterbitkan 15 Feb 2014, 13:57 WIB

Lebih dari 41 ribu ternak jenis sapi perah ditinggal penduduk terdampak letusan Gunung Kelud untuk mengungsi. Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur pun menjanjikan ketersediaan pakan dan keamanan ternak agar pemiliknya tak pulang ke rumah.

"Sebagian besar ternak ada di Kecamatan Ngantang. Tak mungkin dievakuasi karena mencari lokasi penampungan ternaknya yang susah," kata Bupati Malang Rendra Kresna di tempat pengungsian di Pujon, Malang, Sabtu (15/2/2014).

Kondisi ternak itu terikat di kandang berbahan kayu dan bambu. Meski demikian, sapi-sapi tersebut dinilai memiliki ketahanan yang lebih dibanding manusia kala menghirup debu vulkanik.

"Masyarakat tak perlu kawatir, ada tim gabungan dari TNI, kepolisian sampai Satpol PP dan relawan yang terus patroli ke permukiman," ujar Rendra.

Terkait kebutuhan pakan ternak, Pemkab Malang sudah berkoordinasi dengan salah satu perusahaan susu swasta di Pasuruan. Perusahaan tersebut selama ini juga menjadi mitra bagi para peternak sapi perah di Kabupaten Malang.

"Perusahaan itu hari ini akan mengirim 40 ton pakan ternak melalui rute Jember. Pakan itu langsung dikirim ke posko pakan ternak di Ngantang," ujarnya.

Sementara untuk areal pertanian, Rendra memerintahkan Dinas Pertanian dan Kantor Ketahanan Pangan untuk segera menginventarisir lahan pertanian. Termasuk jenis tanaman, usia tanaman dan tingkat kerusakan.

"Kalau data awal, di Ngantang ada 1.200 hektare sawah teknis. Untuk ladang pertanian ya bisa lebih luas lagi," ungkapnya.

Menurut Rendra, Pemkab Malang dan Pepmprov Jatim bersama-sama akan mengganti kerusakan itu. Namun, saat ini yang jadi prioritas adalah penanganan pada penduduk terdampak.

"Pokoknya kita utamakan penduduk. Jangan ada yang kembali ke rumah sampai kondisi benar-benar dianggap sudah aman," pungkas Rendra. (Ado/Sss)