Tim Penyidik Bareskrim Mabes Polri berencana mengandeng Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mengungkap produksi video porno oleh Deden Martakusumah (28). Sebab, pemeran video porno dalam laman yang dikelola Deden diperankan anak di bawah umur, berusia sekitar 11 tahun.
"Banyak memang anak di bawah umur yang menjadi pemeran video porno. Karena ini melibatkan anak-anak, kita akan melibatkan Komnas PA," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus, Brigjen Pol Arief Sulistyanto di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (25/2/2014).
Arief menegaskan, kerjasama itu guna proses identifikasi lokasi produksi video tersebut, apakah dilakukan di dalam negeri atau di luar negeri. Sebab, dalam rekaman itu ada yang terlihat sengaja dan secara sembunyi, serta ada pemeran yang masih memakai seragam sekolah.
"‎Memang tidak mudah dalam mengidentifikasi, karena kita tidak mengenali lokasi. Kemudian dari seragam yang digunakan aktor atau pemeran video. Kita berupaya dengan Komnas PA dan ahli lain untuk mengusutnya," terang Arief.
Selain itu, kata Arief, pihaknya juga berencana menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam rangka program internet sehat. Sebab, dalam dunia maya segala perbuatan bisa terjadi.
"Kominfo sudah bekerja keras memblokir pornografi. Tapi serangannya begitu masif, tak hanya dalam negeri tapi juga luar negeri. Kami akan berkolaborasi untuk menyelamatkan generasi muda karena kejahatan ini tak akan berhenti," tegas Arief.
Karena itu Arief mengimbau kepada orangtua dan para guru untuk lebih mengawasi perilaku anaknya agar tak terjerumus bahaya pornografi. Apabila memberikan gadget yang bisa mengakses internet sebaiknya agar dibatasi.
"Guru dan orangtua harus lebih waspada, dan mengontrol handphone anak-anak untuk mengetahui apa yang dilakukan," tandas Arief. (Edo/Eks)
Baca juga:
Alasan Deden Kelola Situs Porno untuk Persalinan Istri
Anak-anak Pemeran Video Porno Bandung Dipaksa dan Tidak Sadar
100 Video Porno Produksi Bandung Diperankan Pelajar
"Banyak memang anak di bawah umur yang menjadi pemeran video porno. Karena ini melibatkan anak-anak, kita akan melibatkan Komnas PA," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus, Brigjen Pol Arief Sulistyanto di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (25/2/2014).
Arief menegaskan, kerjasama itu guna proses identifikasi lokasi produksi video tersebut, apakah dilakukan di dalam negeri atau di luar negeri. Sebab, dalam rekaman itu ada yang terlihat sengaja dan secara sembunyi, serta ada pemeran yang masih memakai seragam sekolah.
"‎Memang tidak mudah dalam mengidentifikasi, karena kita tidak mengenali lokasi. Kemudian dari seragam yang digunakan aktor atau pemeran video. Kita berupaya dengan Komnas PA dan ahli lain untuk mengusutnya," terang Arief.
Selain itu, kata Arief, pihaknya juga berencana menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam rangka program internet sehat. Sebab, dalam dunia maya segala perbuatan bisa terjadi.
"Kominfo sudah bekerja keras memblokir pornografi. Tapi serangannya begitu masif, tak hanya dalam negeri tapi juga luar negeri. Kami akan berkolaborasi untuk menyelamatkan generasi muda karena kejahatan ini tak akan berhenti," tegas Arief.
Karena itu Arief mengimbau kepada orangtua dan para guru untuk lebih mengawasi perilaku anaknya agar tak terjerumus bahaya pornografi. Apabila memberikan gadget yang bisa mengakses internet sebaiknya agar dibatasi.
"Guru dan orangtua harus lebih waspada, dan mengontrol handphone anak-anak untuk mengetahui apa yang dilakukan," tandas Arief. (Edo/Eks)
Baca juga:
Alasan Deden Kelola Situs Porno untuk Persalinan Istri
Anak-anak Pemeran Video Porno Bandung Dipaksa dan Tidak Sadar
100 Video Porno Produksi Bandung Diperankan Pelajar