Hati-hati Memuji Pencapaian Anak Bisa Jadi Bumerang, Ini Alasannya

Ingin anak Anda tumbuh dengan percaya diri dan sukses? Berhati-hatilah dengan cara Anda memuji mereka, karena pujian Anda bisa jadi menjadi bumerang bagi anak Anda.

oleh Vatrischa Putri Nur Sutrisno diperbarui 29 Nov 2023, 12:13 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2023, 12:12 WIB
Contoh ilustrasi orangtua dengan anak yang miliki parenting yang tepat
Parenting orangtua dan anak beragam jenisnya, apakah kamu sudah memberikan parenting yang tepat untuk anakmu? (Foto: Unsplash.com/Some Tale)

Liputan6.com, Jakarta - Ingin anak Anda tumbuh dengan percaya diri dan sukses? Berhati-hatilah dengan cara Anda memuji mereka, karena pujian Anda bisa jadi menjadi bumerang bagi anak Anda.

Daripada lebih menyoroti pencapaian mereka seperti nilai bagus di rapor dan prestasi akademik mereka, lebih fokuslah pada sifat-sifat baik dan karakter positif tertentu yang bisa membantu kesuksesan mereka di masa depan, kata Jennifer Breheny Wallace, penulis "Never Enough: When Achievement Pressure Becomes Toxic—and What We Can Do About It."

"Memperhatikan kelebihan orang lain, dan mengakuinya, membuat orang-orang di sekitar kita merasa bahwa mereka penting," katanya melansir CNBC Make It pada Jumat (24/11/2023).

Dalam menulis bukunya, Wallace mewawancarai psikolog anak dan mensurvei 6.500 orang tua di seluruh Amerika Serikat sambil bekerja sama dengan Richard Weissbourd, seorang psikolog anak di Harvard Graduate School of Education.

Fokus terhadap kejujuran, kreativitas, dan sifat-sifat positif lainnya alih-alih menyoroti prestasi akademik anak-anak sering kali membantu mereka tumbuh dengan cara yang sehat secara emosional, demikian hasil penelitian Wallace. Orang-orang menjadi lebih kuat dan lebih dewasa, bukan karena dipuji, melainkan karena mereka diingat dan disayang, beber Weissbourd.

"Kita perlu melihat apa yang berharga dalam diri mereka," kata Wallace. "Hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan pencapaian eksternal."

Memuji anak-anak untuk pencapaian tertentu sebenarnya bisa memberikan penekanan kepada anak-anak, kata beberapa psikolog.

Bagi banyak anak-anak dan remaja yang diwawancarai Wallace, penekanan pada nilai yang bagus atau memenangkan kompetisi sering kali meningkatkan tekanan dan stres yang mereka rasakan untuk terus membangun prestasi tersebut.

"Pujian-pujian tentang prestasi yang diterima terasa seperti tekanan yang lebih besar, seperti seakan berkata bahwa orang tua mengharapkan prestasi itu dari anaknya," kata Wallace

 

Terima Anak Anda Apa Adanya

Anak-anak yang melihat nilai bagus sebagai hasil dari usaha dan pemberian karakter yang baik, bukan hanya kemampuan maupun keberuntungan semata, cenderung lebih sukses di masa depan, demikian hasil penelitian.

Demikian pula, anak-anak mendapat pemahaman bahwa orang tua mereka menghargai mereka apa adanya, bukan hanya karena prestasi mereka, cenderung lebih sukses di masa depan, kata Wallace.

Jika digabungkan, anak-anak tersebut dapat membangun kepercayaan diri untuk mengerjakan proyek-proyek yang menantang tanpa takut gagal, dan kemampuan untuk bangkit kembali ketika mereka gagal.

"Daripada memuji anak-anak kita, biarkan mereka tahu bahwa kita melihat mereka apa adanya," tambahnya

Bagaimana mengetahui apa yang harus dikatakan

Wallace berpendapat ini strategi yang bisa dilakukan alih-alih memuji prestasi mereka. Yakni dengan mengidentifikasi karakter anak Anda. Meskipun ini bisa jadi merupakan hal yang menantang dan tekanan dalam mengasuh anak sering kali mengalihkan fokus Anda untuk mencoba memperbaiki kekurangan yang mereka miliki.

"Kami pikir sudah menjadi tugas kami untuk memperbaiki kelemahan anak-anak kami," kata Wallace. "Namun, sebenarnya, tugas kita adalah melihat apa kekuatan anak-anak kita sehingga kita dapat memperkuat hal-hal baik dalam diri mereka dan tidak terlalu terpaku pada hal-hal negatif."

Anda juga dapat meminta masukan dari guru anak-anak Anda, karena mereka sering kali terampil dalam mengenali dan mengetahui kekuatan murid-muridnya.

Wallace mengatakan bahwa dia melakukan diskusi ini dengan menulis catatan pada rapor anak-anaknya. Ketika seorang guru menulis pujian, ia menggarisbawahi pujian tersebut dan menambahkan catatannya sendiri.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya