Punya RX King Lawas? Berikut Tips Perawatannya (Bagian II)

Pada masa jayanya, 'Sang raja' tak hanya dikenal dengan performanya yang buas tetapi juga perawatan yang relatif mudah.

oleh Yongki Sanjaya diperbarui 17 Agu 2014, 12:15 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2014, 12:15 WIB
Tips Perawatan Yamaha RX King (Bagian I)
'Sang raja' ini ternyata juga memiliki perawatan yang relatif mudah dan suku cadang yang cukup melimpah.

Liputan6.com, Jakarta - Mulai di era 1980-an, Yamaha RX King tampil sebagai salah satu idola kuda besi di Indonesia sejak tahun 1980-an. Desainnya yang khas membuat roda dua ini bak primadona bagi kaum adam di era mesin dua tak.

Tak hanya performanya yang buas, 'sang raja' juga dikenal karena perawatan yang mudah. Sederhana dengan suku cadang yang melimpah.

Seiring usia dan masa pakai, tentu performa 'sang raja' akan menurun. Namun, agar 'sang raja' tetap dapat diandalkan, berikut ini tips perawatan lanjutan yang berhasil dihimpun oleh tim liputan6.com:

1. Rem

Sejak pertama kali diperkenalkan, Yamaha RX King telah mengusung rem kombinasi. Tromol di bagian belakang dan cakram pada bagian depan. Agar mekanisme pengereman tetap aman, kedua komponen tersebut wajib diperiksa selalu.

Apabila volume minyak rem pada rem depan berada pada level dibawah garis 'max', maka segera tambahkan minyak rem hingga mencapai batas garis. Jenis minyak rem yang digunakan oleh RX King adalah DOT3.

Kondisi kanvas rem depan yang sudah mulai habis dapat dirasakan saat menarik tuas rem. Apabila kanvas rem sudah mulai tipis, maka jarak tuas rem yang ditarik akan semakin dekat dengan grip gas.

Jika kanvas rem depan (cakram) sudah tipis, maka segeralah pergi ke bengkel untuk mengganti dengan kanvas rem yang baru.

Tak hanya pada kondisi kanvas dan volume minyak rem, Anda juga wajib memperhatikan andai terdengar bunyi berdecit saat mengerem.  maka kemungkinan besar berasal dari piringan cakram yang sudah tidak rata.

Apabila piringan cakram masih cukup tebal, Anda dapat membawanya ke tukang bubut untuk diratakan. Namun, apabila ternyata permukaan cakram sudah tipis dan bergelombang, sebaiknya diganti dengan piringan cakram yang baru.

Sementara itu pada rem belakang yang berjenis tromol, sudah dilengkapi dengan panel indikator keausan. Apabila panel tersebut sudah menunjukkan level seperempat, maka usahakan untuk segera diganti. Terutama jika Anda kerap menggunakan sepeda motor untuk jarak jauh.

2. Aki

Sebagai sumber kelistrikan sekunder, aki memegang peranan penting untuk fungsi beberapa komponen sepeda motor, seperti lampu sen dan klakson. Untuk menjaga agar kondisi aki tetap prima, Anda cukup melihat ketinggian air yang ada di dalam aki.

Apabila kondisi permukaan air aki berada pada level 'upper level', maka sebaiknya anda segera menambahkan dengan air suling murni yang biasanya dijual di dalam botol berwarna biru. Untuk mencegah karat pada kutub-kutubnya, Anda dapat mengoleskan sedikit gemuk.

3. Rantai

Karena dianggap kotor, pengecekan pada komponen ini kerap ditunda oleh para pemilik sepeda motor. Padahal, rantai memegang peranan penting sebagai penggerak roda belakang.

Kondisi rantai sepeda motor yang terbuka dan bersebelahan langsung dengan roda belakang membuatnya rentan. Untuk melindungi rantai dari karat, ketika selesai mencuci segera olesi seluruh permukaan rantai dengan pelumas khusus rantai yang kini banyak dijual di pasaran.

Untuk membersihkan rantai dari sisa-sisa lumpur dan pelumas yang menempel pun cukup mudah. Anda hanya perlu menyikat rantai menggunakan bensin hingga sisa-sisa kotoran terlepas.

Tentunya, karena sering digunakan, rantai sepeda motor dapat kendur seiring waktu. Rantai yang kendur tak hanya membuat berkendara tak lagi nyaman, tetapi juga membahayakan. Bukan tak mungkin, jika tak dipelihara dengan baik, rantai tersebut dapat putus suatu saat.

Apabila rantai terlalu kendur, maka sebaiknya segera dilakukan penyetelan, dan tak terlalu tegang. Jarak renggang rantai normalnya berkisar antara 2 sampai 3 cm. (Ysp/Des)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya