Liputan6.com, Jakarta - Tahun lalu, Toyota mengumumkan versi final kendaraan ramah lingkungan berbahan bakar hidrogen. Model ini diproyeksikan akan menjadi pionir bagi mobil sejenis di masa depan.
Hal ini diungkapkan oleh Dadi Hendriadi, GM of Technical Service PT Toyota Astra Motor (TAM) di Jakarta, Rabu (20/5). "Kami harap Mirai seperti Prius yang menjadi pionir mobil hibrida," katanya.
Saat Prius pertama kali beredar, banyak yang mencibir. Kenyataannya, sampai dengan tahun ini, Prius telah terjual hingga 7 juta di seluruh dunia. Diharapkan, Mirai akan mengikuti jejak tersebut.
Selain itu, Toyota juga memproyeksi jika bahan bakar yang digunakan Mirai, hidrogen, akan menjadi bahan bakar utama di masa depan. "Hidrogen akan menjadi bahan bakar utama," kata Dadi.
Prediksi ini sudah mulai terbukti. Sebagaimana menurut Dadi, di Jepang saat ini telah ada pabrikan yang mencoba membangun mobil berbahan bakar hidrogen atau fuel-cell sebagaimana Mirai.
Bagaimana dengan Indonesia? Menurut Dadi, mobil fuel-cell sangat mungkin berkembang, tergantung dari banyak pihak. "Apalagi Toyota yang sudah memiliki teknologinya," lanjut Dadi.
Untuk diketahui, dengan kondisi tangki dalam kondisi penuh, Toyota Mirai diklaim mampu dibawa berkendara sejauh 483 km. Sementara untuk mengisi tangkinya, hanya memerlukan waktu sekira 3 menit.
(rio/ian)