Mengintip Buaya Terlangka Dunia di Borneo

Singgah ke penangkaran buaya jadi agenda utama kami hari ini, Kamis (17/9). Lokasinya di Jalan Mulawarman No. 66, Teritip, Ka

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 17 Sep 2015, 22:39 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2015, 22:39 WIB
Mengintip Buaya Terlangka Dunia di Borneo
Foto: Tatan

Liputan6.com, Balikpapan - Tak terasa, ekspedisi Terios 7 Wonders Borneo Wild Adventure telah memasuki hari ke-5 dan menapakkan kaki di Balikpapan, Kalimantan Timur. Singgah ke penangkaran buaya jadi agenda utama kami hari ini, Kamis (17/9). Lokasinya di Jalan Mulawarman No. 66, Teritip, Kalimantan Timur.

Untuk ke sana, Liputan6.com bersama peserta lain  menempuh perjalanan darat sekira 30 menit dari pusat Kota Balikpapan. Setibanya di penangkaran, sejumlah petugas pun menyambut dengan hangat.

Penangkaran buaya ini bisa dibilang yang terbesar. Luasnya tak kurang dari empat hektar. Beroperasi sejak tahun 90-an, tempat ini sengaja dibuat untuk mengembangbiakkan serta membudidayakan reptil purba, sekaligus memasok bahan dasar kerajinan dari kulit buaya.

Setidaknya, menurut Januari, petugas penangkaran, ada tiga jenis buaya yang ditangkarkan di sini, yakni Buaya Muara (Crocodylus porosus), Buaya Supit (Tomistoma segellly), dan Buaya Air Tawar (Crocodylus siamensis). Menariknya, salah satunya, yakni Buaya Supit masuk dalam kategori hewan langka dunia.



Adapun, penangkaran buaya yang dekat dengan Pantai Manggar ini memiliki puluhan kandang. Di mana, tiap kadang diisi oleh buaya berdasarkan ukuran dan jenis masing-masing.

"Proses penangkaran  dimulai dari pembibitan, karantina, dan pemisahan. Ini dilakukan agar buaya tak berkelahi. Ketika buaya sudah masuk fase induk, mereka harus ditempatkan di kandang baru," tutur Januari.

Puas dengan informasi yang dipaparkan sang petugas penangkaran, peserta pun diarahkan untuk memberikan makan buaya dari dekat. Seketika, buaya langsung menyambar seekor ayam hidup yang dilempar. Suasana berubah riuh.

Dijelaskan, buaya-buaya ini diberi makan dua minggu sekali. Ongkos pakannya berasal dari pemasukan tiket pengunjung.

Kaya manfaat

Nah, Selain kulitnya yang dimanfaatkan bahan dasar kerajinan tas dan dompet, daging dan lemaknya pun dipercaya mengandung khasiat. Misalnya, kelamin buaya betina yang bisa meningkatkan stamina pria. Kemudian, lemaknya yang sudah diolah dalam bentuk minyak ini dipercaya dapat mengobati pelbagai penyakit kulit.



Sementara itu, penangkaran buaya di Teritip buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00 dengan harga tiket masuk Rp 15 ribu.

Pantau terus perjalanan Liputan6.com di Terios 7 Wonders Borneo Wild Adventure...

(ibo/gst)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya