Liputan6.com, Stuttgart - S-Class jadi varian teratas yang diproduksi oleh Mercedes-Benz. Sebagai varian tertinggi, pabrikan yang bermarkas di Stuttgart, Jerman itu juga memperlakukannya dengan istimewa saat proses produksi berlangsung.
Dengan segala kustomisasi yang diusungnya, Mercedes memutuskan untuk tidak lagi menggunakan mesin untuk perakitan S-Class. Dilansir Bloomberg, penggunaan robot dinilai sulit saat menggarap opsi permintaan konsumen.
Baca Juga
"Variasinya terlalu banyak untuk digarap oleh mesin. Mereka tidak bisa bekerja dengan semua opsi yang berbeda dan mengimbangi perubahan," kata Markus Schaefer, Kepala Produksi Mercedes Benz.
Advertisement
Baca Juga
Schaefer sebenarnya mengakui kalau adanya robot membantu menggenjot jumlah produksi pabrikan. Pada 2005 lalu contohnya, produksi mobil bisa ditingkatkan lebih dari dua kali lipat dari 30 menjadi 60 unit.
Oleh karena itu, saat ini manufaktur berfokus untuk meningkatkan keterampilan para pekerja. Penggunaan robot masih dilakukan untuk produksi mobil di akhir pekan.
Penggunaan tenaga manusia juga akan dilakukan pada produksi model E-Class yang mulai dijual Maret mendatang. Mercedes akan menggantikan dua robot permanen dengan sebuah mesin portabel atau pekerja saat menyelaraskan head-up display yang berfungsi untuk memproyeksikan kecepatan dan navigasi di kaca depan.
"Mercedes-Benz akan lebih menjauhi otomatisasi dengan beralih kepada para pekerja yang ambil bagian lebih besar dalam proses industri. Kami harus lebih fleksibel," katanya.