Liputan6.com, Jakarta - Empat tahun terakhir, penjualan mobil niaga mengalami pertumbuhan negatif. Pangsa pasarnya kini tinggal 6,1 persen dari sebelumnya 26,9 persen terhadap total penjualan mobil di Indonesia.
Di tengah lesunya penjualan mobil niaga, sebenarnya ada peluang untuk membuatnya kembali tumbuh. Industri e-commerce sedang tumbuh besar, "Saat ini belum puncaknya," ujar Iman Gandi, Wakil Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Freight Forwarders Indonesia (ALFI) dalam diskusi tentang stimulus industri logistik dan kendaraan niaga yang diselenggarakan Forum Wartawan Otomotif, Rabu (26/10).
Menurut Iman, pebisnis logistik menyambut baik tren pertumbuhan bisnis e-commerce di tengah ekonomi nasional yang sedang lesu. Perputaran uang di bisnis e-commerce saat ini diestimasi mencapai 300 miliar dolar AS. Pebisnis logistik bisa mengambil keuntungan ekonomi dari industri ini melalui layanan angkutan pengiriman barang. "Jumlah itu masih bisa tumbuh hingga tiga kali lipat," tambahnya.
Pelaku industri e-commerce tidak mengelola sendiri manajemen logistik dan pengiriman barangnya ke pelanggan. Semua diserahkan ke pihak ketiga.
Peluang untuk menumbuhkan kembali penjualan mobil niaga sangat beralasan. Moda transpotasi di Indonesia masih di dominasi oleh angkutan darat. "Moda transportasi barang dengan angkutan jalan mencapai 91,25 persen," ujar pengamat otomotif, Hery Lazuardi.
Sayangnya, industri transportasi menghadapi isu kongesti, dwelling time, dan lain-lain. Indeks peringkat LPI Indonesia di antara negara ASEAN berada di nomor 4 dan nomor 63 di peringkat global.
Advertisement
"Perbaikan kualitas infrastruktur Indonesia perlu terus digenjot demi memacu sektor bisnis logistik dan pergerakan serta transportasi barang semakin lancar yang selanjutnya mampu menekan cost," papar Hery.
Senada dengan Iman dan Hery, Presiden Direktur Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI), Biswadev Sengupta, optimistis penjualan kendaraan niaga akan kembali bangkit. "Harga komoditas saat ini mulai menunjukkan kenaikan. Hal itu diharapkan bisa mendorong naiknya konsumsi rumah tangga, sehingga kebutuhan pengangkutan barang akan meningkat," katanya.
Bagi TMDI, saat ini industri logistik merupakan partner utama. "Pengalaman kami di industri kendaraaan niaga global membuat kami yakin dapat bersaing di pasar Indonesia," Biswadev mengakhiri.