Bertarung dengan Pabrikan Jepang, Bagaimana Peluang Wuling?

Keputusan PT SAIC General Motors Wuling (SGMW) Indonesia, turun di pasar otomotif Tanah Air dinilai sebagai langkah yang cukup nekat.

oleh Arief Aszhari diperbarui 22 Apr 2017, 16:20 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2017, 16:20 WIB
Wuling 730
Baojun 730 bakal berubah jadi Wuling

Liputan6.com, Jakarta - Keputusan PT SAIC General Motors Wuling (SGMW) Indonesia, turun di pasar otomotif Tanah Air dinilai sebagai langkah yang cukup nekat. Pasalnya, industri roda empat di Indonesia sudah dikuasai oleh pabrikan asal Jepang.

Menaggapi hal tersebut, Dian Asmahani, Brand Manager PT SGMW Indonesia, menilai masih ada peluang bagi pabrikan asal Tiongkok ini untuk berkembang. Hal tersebut bisa dilihat dari kondisi sosial, dan ekonomi yang masih terus berkembang.

"Kita lihat rasio kepemilikan mobil di Indonesia juga masih kecil, yaitu 83/1000, kita lihat ada peluang. Selain itu, ada kultur di Indonesia yang mirip dengan pasar Asia, yaitu keluarga," tegas Dian dalam diskusi Selamat Datang Wuling di Indonesia, yang diselenggarakan Forum Wartawan Otomotif Indonesia (Forwot), Jumat (21/4/2017).

Dengan kesamaan kultur tersebut, Wuling yang bakal menghadirkan low multi purpose vehicle (LMPV), Hongguang, sebagai model pertamanya, diharapkan bisa sesuai dengan kebutuhan keluarga di Indonesia.

"Selain itu, kita juga bukan hanya jualan produk saja. Tapi juga komitmen, dengan investasi membangun pabrik. Kita juga siapkan resale value, dengan menyiapkan 50 diler tahun ini," tambahnya.

Selain itu, menurut Pengamat Otomotif Bebin Djuana, bagi orang awam, langkah Wuling cukup nekat, dengan cakar produk pabrikan asal Jepang sudah menancap di Indonesia lebih dari 40 tahun.

"Sulit, tapi bukan tidak mungkin. Potensi market luar biasa di sini, cuma bagaimana mendapatkan hati masyarakat Indonesia itu yang jadi masalah. Kalau kita bicara teori marketing, semua tahu mengenai produk, pricing, dan sebagainya," tegas Bebin di tempat yang sama.

Next

Serbuan Motor China

Kemudian, pria yang pernah bekerja di Suzuki dan Hyundai ini mengingat kembali, serbuan motor China beberapa waktu lalu di Indonesia. Bagaimana aktivitas marketing yang luar biasa, sehingga bisa memakan pangsa pasar pabrikan motor asal Jepang di Tanah Air.

"Bayangkan dalam waktu satu sampai dua tahun, motor China mengambil pangsa pasar yang besar. Namun sayang, hal ini tidak diikuti oleh ketersedian aftersales."

Lanjut Bebin, jika dilihat dari produk memang cukup menarik. Berbeda dengan produk China yang masuk sebelumnya, seperti Chery.

"Saya lihat produk cukup serius, walaupun ada beberapa hal yang kok begini ya. Namun, kalau dilihat produknya masuk akal, yaitu MPV. Produk yang masih memegang peranan terkait bicara volume yang besar," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya