Ini yang Bikin Mazda CX-3 Layak Dibeli

Mazda CX-3 memiliki segudang fitur untuk menunjang keamanan dan kenyamanan berkendara.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 24 Apr 2017, 12:11 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2017, 12:11 WIB
Mazda CX-3
Mazda CX-3 hadir dengan fitur berlimpah. (Septian/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) selaku agen pemegang merek Mazda di Tanah Air memberikan kesempatan kepada sejumlah media nasional termasuk Liputan6.com untuk mencoba sekaligus mengeksplorasi kemampuan Mazda CX-3. Media test drive Mazda CX3 ini berlangsung Kamis-Jumat (20-21 April 2017) lalu dengan rute Jakarta-Bandung via Puncak dan kembali ke Ibu Kota melalui Tol Cipularang.

Saat pertama kali jumpa dengan Mazda CX-3, kami langsung teringat pada sosok Mazda2 hatchback dan Mazda CX-5 yang bermain di kelas sport utility vehicle (SUV). Dari segi desain, Mazda CX-3 begitu mirip dengan kedua saudaranya tersebut. Hal itu wajar lantaran ketiganya dibangun dari filosofi desain KODO Soul of Motion.

Hal itu bisa dilihat dari bentuk grill dan juga lampu utamanya. Namun untuk memperkuat karakter crossover, Mazda memberikan body moulding dan over fender hitam doff. Tampilannya makin gagah berkat pelek lebar berukuran 18 inci yang dibalut ban 215/50R18. Garis bodi juga dibuat berbeda agar terlihat lebih sporti.

Mazda CX-3 posisinya berada di antara Mazda2 dan CX-5. Kalau boleh dibilang, CX-3 seperti Mazda2 yang ukurannya digedein atau CX-5 yang dikecilin. Dilihat dari dimensinya, CX-3 memiliki panjang 4.275 mm, lebar 1.765 mm dan tinggi 1.535 mm dengan wheelbase 2.570 mm.

Mazda2 sendiri memiliki panjang 4.060 mm, lebar 1.695 mm dan tinggi 1.495 mm dengan wheelbase 2.570 mm. Sedangkan CX-5 memiliki panjang 4.540 mm, lebar 1.840 mm, tinggi 1,710 mm, dan wheelbase 2.700 mm.

Next

Mazda CX-3
Mazda CX-3 dipasarkan oleh PT. Eurokars Motor Indonesia. (Septian/Liputan6.com)


Tipe yang kami gunakan selama acara berlangsung adalah Touring. Model ini merupakan tipe terendah yang dimiliki CX-3 untuk pasar Indonesia. Sementara tipe tertingginya adalah Grand Touring (GT).

Masuk ke kabin dan duduk di balik kemudi, rasanya cukup nyaman. Kaca depan cukup lebar sehingga memberikan visibilitas yang sangat baik. Sementara kaca belakang meski ukurannya tidak besar namun cukup untuk mengintip situasi di belakang mobil melalui kaca spion tengah. Tapi rasanya pengemudi akan sulit memantau bagian belakang jika baris kedua terisi penuh penumpang dewasa.

Ukuran kaca spion CX-3 juga lumayan besar. Alhasil memberikan pandangan sisi samping menjadi lebih luas. Namun pada model ini tidak tersedia fitur Blindspot monitoring seperti pada tipe GT.

Mendapatkan posisi berkendara yang nyaman pada mobil ini juga mudah. Bagian lingkar kemudi dilengkapi fitur tilt & telescopic steering. Joknya menganut model semi bucket dan bisa diatur tingkat ketinggiannya menggunakan sistem pompa.

Saat mengamati bagian dashboard, panel instrumen, lubang ventilasi dan pengaturan AC hingga tuas transmisi plus mode berkendaranya, kami merasa seperti berada di dalam Mazda2. Desainnya mirip banget hanya saja ruangnya lebih lega. Mobil ini juga dilengkapi head up display yang menyajikan speedometer digital.

Seperti halnya Mazda2, menghidupkan ataupun mematikan mesin CX-3 cukup dengan menekan tombol start-stop. Perpindahan posisi pada tuas persneling juga halus.

Duduk berlama-lama di dalam mobil makin betah berkat fitur MZD Connect yang menyajikan entertainment melalui radio AM/FM, CD dan konektivitas Bluetooth. Suara yang dihasilkan sistem audio juga cukup memanjakan telinga. Selain itu ada pula sistem navigasi, hingga informasi mengenai mobil dan catatan perawatan berkala juga tersaji pada fitur ini.

Next

Mazda CX-3
Mazda CX-3 dipastikan mengalami kenaikan harga per Juni 2017. (Septian/Liputan6.com)


Oke, saatnya kita berkendara. Perjalanan menuju Bandung melalui jalur Puncak-Cianjur. Kondisi jalanan yang naik turun serta berkelok-kelok khas wilayah pegunungan, belum lagi kondisi jalan yang relatif ramai menjadi tantangan tersendiri.

Mazda CX-3 mengandalkan mesin SKYACTIV-G 2,0 liter 4 silinder segaris DOHC 16 katup berkekuatan 146,1 Tk dengan torsi puncak 192 Nm. Jantung mekanis yang dikawinkan dengan transmisi otomatis enam percepatan terbilang ganas di jalur seperti ini.

Menyalip kendaraan lain saat posisi menanjak dapat dengan mudah dilakukan. Terlebih lagi saat mode Sport diaktifkan. Tarikan terasa lebih responsif sehingga membuat kepercayaan diri saat menyalip meningkat.

Menariknya, sistem transmisi CX-3 sangat pintar karena bisa melakukan engine brake saat kondisi tertentu. Sensor-sensor pada mobil ini mampu membaca situasi sehingga bisa menurunkan posisi gigi secara otomatis tanpa perlu kita pindahkan sendiri.

Next

Mazda CX-3
Mazda CX-3 hadir dengan fitur berlimpah. (Septian/Liputan6.com)


Bicara soal handling, mobil ini patut diacungi jempol. Mengontrol mobil ini sangat mudah sekali. Ini didapat berkat SKYACTIV Technology yang meliputi SKYACTIV Engine, Chassis, Drive, dan Body serta pengaplikasian teknologi G-Vectoring Control (GCV). Teknologi GVC inilah yang membuat CX-3 makin nyaman saat bermanuver.

Dijelaskan Product Planning Expert EMI Bonar Pakpahan, teknologi GVC ini mampu mengurangi torsi mesin maksimal 3 persen saat mobil mulai memasuki tikungan dan mengembalikannya ketika keluar dari tikungan dengan posisi setir lurus. Tidak cuma di jalan menikung, GVC juga bekerja saat mobil berjalan lurus.

Harus diakui, kami merasa puas kala menikung. Cukup pertahankan posisi setir tanpa harus melakukan banyak koreksi, mobil seperti menempel dengan permukaan jalan. Dan ini berimbas pada kenyamanan karena GVC mengurangi derita pengemudi maupun penumpang akibat gaya sentrifugal ke samping saat mobil melaju di tikungan

Rekan media yang duduk di sebelah Liputan6.com hanya bisa tersenyum kala mobil menikung dengan mulus tanpa merasakan badannya "terlempar" keras dari jok yang diduduki.

Namun, dari segala kelebihannya, bagi kami tetap ada beberapa kekurangan. Selain ukuran kaca belakang yang terasa pas-pasan, tuas rem tangan menjadi bagian yang kami rasa sebagai kekurangan. Pasalnya, Honda HR-V saja sudah menganut sistem rem tangan elektrik sehingga membuatnya menjadi lebih berkelas.

Terlepas dari itu, bagi kami Mazda CX-3 tetap berada di atas lawan-lawannya. Fitur yang berlimpah menjadikannya sebagai mobil paling canggih di kelasnya. Maka tak heran jika mobil ini paling mahal dari kompetitornya seperti Honda HR-V, Mitsubishi Outlander Sport, Nissan Juke ataupun duet Korea, Hyundai Tucson dan KIA Sportage.

Kami memprediksi, Mazda CX-3 menjadi salah satu kandidat calon mobil terbaik di tahun ini dan sangat layak untuk dibeli.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya