Mesin Kencang Bukanlah Senjata Utama di Sirkuit, Ini Buktinya

Sesi yang paling mendebarkan adalah guided hot laps bersama Earl Bamber, juara 24 Hours of Le Mans.

oleh Amal Abdurachman diperbarui 07 Jul 2017, 14:11 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2017, 14:11 WIB
Porsche Media Driving Academy 2017 (Porsche Asia Pacific)
Porsche Media Driving Academy 2017 (Porsche Asia Pacific)

Liputan6.com, Malaysia Ajang Porsche Media Driving Academy (PMDA) 2017 yang berlangsung 4-6 Juli di Sepang, Malaysia dipenuhi dengan materi untuk menjadi pembalap profesional, mulai dari teori, pemanasan, dan praktik. Ilmu yang sudah diberikan kepada peserta selama 3 tahun, akhirnya akan dibuktikan dengan sesi yang paling mendebarkan, yaitu guided hot laps bersama Earl Bamber, juara 24 Hours of Le Mans.

Tentu skill pembalap profesional dengan peserta PMDA sangatlah berbeda jauh. Oleh karena itu, Liputan6.com diberi kesempatan dengan menggunakan mobil 911 Turbo, sedangkan Earl ‘hanya’ menggunakan 718 Boxster S.

Untuk diketahui, 911 Turbo mengadopsi mesin 3,8 liter bertenaga 540 Tk dengan kemampuan akselerasi 0-100 km/jam dalam waktu 3 detik, sedangkan 718 Boxster mengadopsi mesin 2,5 liter bertenaga ‘hanya’ 350 Tk dengan akselerasi 0-100 km/jam dalam waktu 4,4 detik.

Seperti apa keseruannya? Simak video di bawah ini.

Ternyata selisih tenaga kuda sebesar 190 Tk tidak mampu menutupi kemampuan Liputan6.com dengan Earl. Racing line yang tepat, dikombinasikan dengan titik pengereman sempurna, dan momen berakselerasi membuat Earl begitu cepat di setiap tikungan. Earl memanfaatkan setiap sentimeter sirkuit untuk mengoptimalkan laju mobilnya.

Liputan6.com berusaha mengoptimalkan keunggulan tenaga kuda yang dimiliki, alhasil di jalan lurus beberapa kali spidometer menunjukkan angka 200 km/jam. Namun, gap yang berhasil diminimalisir akan sirna begitu saja setelah melewati tikungan selanjutnya.

C’mon guys, our pace depend on your speed,” ujar Earl melalui walkie talkie. Earl menyemangati Liputan6.com untuk melaju lebih cepat, meskipun dia melaju dengan kencang, Earl masih memberikan masukan mengenai racing line yang Liputan6.com ambil. Ini menjadi bukti bahwa Earl tidak menunjukkan kemampuan sesungguhnya, karena masih sanggup memperhatikan racing line yang Liputan6.com ambil dan berkomunikasi menggunakan walkie talkie. Mengejar pembalap profesional bukanlah hal yang mudah, butuh konsentrasi tinggi, fokus, dan jangan melupakan titik pengereman.  

Hasil akhir dari PMDA, semua peserta dievaluasi kembali kemampuan mengemudinya. Admi Shahrul, instruktur PMDA, mengungkapkan salah satu kesalahan yang sering kali dilakukan oleh pemula adalah, terlalu cepat di belokan lambat, dan terlalu lambat di belokan cepat. “Too fast on slow corner and too slow on fast corner,” pungkas Admi.

Bagi Anda yang berminat untuk memacu mobilnya sekencang mungkin. Gunakanlah sirkuit dan didampingi oleh instruktur profesional. Karena mengemudi di sirkuit sangatlah berbeda dibanding jalan raya. Kenali kemampuan mobil Anda, perhatikan titik pengereman, pelajari racing line, dan tingkatkan kecepatan sedikit demi sedikit sampai Anda merasakan batas kemampuan mobil Anda.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya