Inilah Mobil Nirawak Pertama di Dunia

General Motors (GM) dan divisi khusus Cruise Automation mengumumkan bahwa mereka sukses menciptakan mobil nirawak pertama di dunia.

oleh Rio Apinino diperbarui 14 Sep 2017, 10:23 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2017, 10:23 WIB
Chevrolet Bolt
Chevrolet Bolt, diklaim jadi mobil otonomos produksi massal pertama di dunia (Foto: Carscoops).

Liputan6.com, Detroit - General Motors (GM) dan divisi khusus Cruise Automation mengumumkan bahwa mereka sukses menciptakan kendaraan nirawak pertama di dunia, dalam arti tidak membutuhkan pengendara sama sekali untuk beroperasi.

Pengumuman ini datang dari Chief Executive sekaligus pendiri Cruise Automation, Kyle Vogt. Ia bilang bahwa kendaraan nirawak generasi ketiga ini punya "semua persyaratan keselamatan yang diperlukan untuk beroperasi tanpa pengendara."

Dilaporkan Carscoops, mobil nirawak ini adalah versi yang sangat maju dari Chevrolet Bolt. Sampai saat ini mobilnya memang masih dalam tahap prototipe, tapi seperti yang tadi dibilang, Cruise Automation sudah punya semua perangkat yang dibutuhkan untuk membuatnya jadi produksi massal.

"Hanya butuh penyempurnaan perangkat lunak," kata Vogt. Ia juga bilang kalau kendaraan ini adalah upaya kolektif lebih dari dua ribu orang dengan beragam tugas dan fungsi.

Sebelum diproduksi massal, mobil ini akan terlebih dulu dipakai oleh para pekerja perusahaan. Selain untuk uji coba, tujuannya juga akan masyarakat semakin familiar dengan teknologi ini. Apalagi beberapa riset menyebut kalau masyarakat masih sangat awam soal kendaraan nirawak.

Untuk diketahui usaha-usaha mengembangkan teknologi ini bisa dibilang dilakukan pabrikan besar manapun, dengan kemajuan yang berbeda-beda. Usaha yang sama juga dilakukan perusahaan teknologi seperti Google dan Apple, bahkan Samsung.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bagaimana Indonesia?

Bagaimana Indonesia? Perlu diketahui terlebih dulu, untuk bisa berkendara mandiri, mobil dilengkapi dengan sensor atau radar. Sensor ini yang bakal mengidentifikasi beragam objek yang ada di sekitar kendaraan, termasuk "membaca" marka jalan dan rambu, dan mengirimkannya ke "otak" mobil.

Tepat di titik inilah pengembangan mobil nirawak di Indonesia mandek. Sebagaimana diketahui bersama, infrastruktur seperti itu masih jauh dari sempurna di sini.

Jadi, meskipun teknologinya sudah tersedia, belum tentu ia bisa operatif di sini.

Hal seperti itu juga yang mengganjal BMW Indonesia dalam mengadopsi teknologi ini. Meski secara global bisa dibilang mereka salah satu yang paling depan.

"Di Indonesia untuk menuju ke arah sana tergantung dengan infrastruktur. Jadi dari BMW Group akan sangat diterima apabila infrastruktur jelas," ujar Jodie O' tania, Vice President Corporate Communication BMW Group Indonesia, dalam acara yang dihelat di Jakarta, Selasa (13/6/107).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya