Liputan6.com, Jakarta - Salah satu prototipe mobil pedesaan, Kiat Mahesa Nusantara, mendadak menjadi perbincangan hangat di seluruh lini massa media sosial. Mobil asal Klaten, Jawa Tengah ini menjadi sangat terkenal, setelah orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo mengunjungi pabrik Kiat Motor, tempat diproduksinya moda angkutan pedesaan tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Sebenarnya, sosok di belakang Kiat Mahesa Nusantara ini bukan orang asing di dunia otomotif nasional, karena pria bernama asli Sukiyat ini merupakan salah satu pelopor kehadiran Kiat Esemka beberapa tahun lalu.
Bercerita kepada Liputan6.com, nama Mahesa sendiri diambil dari singkatan moda angkutan hemat pedesaan (Mahesa), dan dalam bahasa Jawa Kuno juga berarti kerbau. Sejarahnya, kerbau merupakan binatang yang memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat pedesaan sejak jaman dahulu.
"Jadi, saya berharap Mahesa bisa menjadi kendaraan yang memiliki peranan penting untuk pengembangan produktifitas, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan," terang Sukiyat, Kamis (28/9/2017).
Selain itu, Mahesa juga memiliki arti pemerintah yang agung, dan Mahesa diharapkan turut mendukung visi pemerintah untuk membantu peningkatan kehidupan masyarakat pedesaan agar lebih maju.
"Konsep pengembangan mobil ini multifungsi, bisa mengangkut orang, barang, serta bisa ditambah dengan alat pertanian," tambahnya.
Sementara itu, untuk mesinnya, Sukiyat menjelaskan jika Mahesa Kiat Nusantara bakal memakai mesin diesel berkapasitas 650 cc, dengan komponen yang diproduksi oleh sejumlah pemasok otomotif dari industri kecil dan menengah di sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Saya pakai mesin 650 cc juga agar tidak ikut dengan yang sudah dilakukan di pasaran, dan tidak sama dengan pabrikan besar seperti Toyota dan Daihatsu," tegasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tiga Tipe, Tidak Lebih dari Rp 70 juta
Untuk modelnya, Kiat Mahesa Nusantara ini hadir dengan tiga tipe berbeda, yaitu kabin ganda, pikap kabin tunggal, serta pikap dengan dek rata power take off. "Harganya mulai dari Rp 50 juta, Rp 60 juta, sampai paling mahal Rp 70 juta belum dengan pajaknya," pungkasnya.
Dengan adanya Kiat Mahesa Nusantara ini, setidaknya bisa membangkitkan secercah harapan masyarakat Indonesia untuk bisa memiliki mobil nasional. Selama ini, sudah terlalu banyak kendaraan, baik mobil penumpang atau mobil komersial dengan merek asing.
Sudah saatnya, Indonesia memiliki sebuah kebanggaan dengan mobil nasional, dan alangkah lebih baik lagi, jika mobil-mobil pedesaan garapan anak bangsa ini mendapatkan proteksi yang jelas dari pemerintah, baik secara regulasi, pajak, dan lainnya.
Advertisement