Pantas Buat Mudik, Ini yang Membedakan LCGC dengan Mobil Lain

Menurut Technical Service Executive Coordinator PT Astra Daihatsu Motor Anjar Rosjadi, mobil LCGC khususnya Daihatsu Ayla tak hanya untuk perkotaan tapi juga masih cocok digunakan untuk perjalanan jauh, seperti halnya mudik lebaran.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 11 Jun 2018, 14:06 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2018, 14:06 WIB
Manakah Mobil LCGC yang 'Bersahabat'?
Segmen low cost green car (LCGC) kian bergairah di pasar nasional.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak meluncur 2013, mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC) kini populasinya semakin menjamur. Tak terkecuali untuk model citycar atau mobil perkotaan.

Menurut Technical Service Executive Coordinator PT Astra Daihatsu Motor Anjar Rosjadi, mobil LCGC khususnya Daihatsu Ayla tak hanya untuk perkotaan tapi juga masih cocok digunakan untuk perjalanan jauh, seperti halnya mudik lebaran.

“Tak ada bedanya LCGC dengan mobil lain. LCGC lebih kepada dibuat berdasarkan peraturan pemerintah karena harus memenuhi beberapa kriteria termasuk efisiensi dan lokal konten,” ungkap Anjar, kepada Liputan6.com, Senin (11/6/2018).

Jadi terkait teknik berkendara mobil LCGC, tak ada bedanya. Sebaliknya, yang membedakan, citycar hanya dimensi atau ukurannya lebih mungil.

Selain itu, kapasitas citycar memang tak sebesar jenis mobil lainnya, salah satunya daya angkut yang hanya mampu menampung 1-2 penumpang di bagian belakang.

“Kemudian di kota itu, citcyar lebih mudah manuver, karena di kota penuh dan padat. Jadi, dipakai mudik no problem baik secara teknik atau engine,” ucap Anjar.

Seperti diketahui, Selain Daihatsu Ayla, ada juga model LCGC dengan bentuk kecil berjenis citycar, seperti Toyota Agya, Suzuki Karimun Wagon R, Honda Brio Satya dan Datsun Go Hatchback.

Daihatsu Ayla Tak Bisa Menanjak di Kali Kenteng, Ini Komentar Daihatsu

Sebuah rekaman video di sejumlah akun media sosial memperlihatkan mobil Daihatshu Ayla dengan pelat nomor B 1081 FRA secara tiba-tiba mati saat melewati jalur tol fungsional ruas Salatiga-Kartasura, tepatnya di Jembatan Kali Kenteng, Susukan, Semarang.

Sontak saja, beberapa petugas termasuk anggota satuan lalu lintas ikut melakukan pertolongan pertama dengan cara mengganjal bagian ban dan menahannya.

Hal ini justru ada yang mempertanyakan ketangguhan Daihatsu Ayla jika dikendarai di jalur menanjak?

Menanggapi hal tersebut, Anjar Rosjadi angkat bicara. Menurut Anjar, Daihatsu Ayla pada dasarnya mampu melalui jalur menanjak.

“Itu kurang skill (pengemudi). Karena ketika mobil itu tidak bisa nanjak, itu suara raungan mesinnya tidak ada sama sekali. Artinya dia tidak mencoba menyeimbangkan antara RPM dan kopling ketika mau nanjak,” jelas Anjar.

“RPM-nya suaranya pelan banget, artinya dia melepas kopling dan tidak menginjak gas. Itu yang kalau saya dengar dari videonya,” sambung Anjar.

Sebaliknya Anjar mengklaim, meski bentuk mungil, Daihatsu Ayla tergolong mobil yang tangguh, walau harus melewati tanjakan.

“Pengalaman saya, Daihatsu Xenia 1.000 cc itu saja dilakukan pengetesan tanjakan tidak masalah. Padahal secara desain dan bobot itu lebih besar. Jadi Daihatsu Ayla juga sudah diuji,” ucap Anjar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya