Liputan6.com, Jakarta - Memperingai Hari Anti-Narkoba Internasional 2018, hari ini (26/6/2018), para pemilik motor tua memiliki cara unik untuk memperingatinya. Bertekad untuk menghilangkan stigma mantan pencandu narkoba, delapan pemilik motor tua ini melakukan touring dari Bandung menuju 0 Km.
Touring ini digagas oleh mantan pencandu narkoba, MR (35). Selama 15 tahun menjadi seorang pencandu, pria yang memiliki kemampuan dalam hal mekanisasi motor ini, kemudian mulai berhenti, dan akhirnya pulih.
Advertisement
Baca Juga
Kesungguhan MR untuk pulih, menarik simpati seorang pemilik pabrik mesin di Bandung, Ireng Prayoga, dan seorang aktivis HIV/AIDS Dan Narkoba, Rosan. Keduanya ingin kesembuhan MR menjadi semangat teman-teman pecandu lain untuk sembuh, dan mencetuskan touring bertajuk "Back To Zero: Lets Ride, Stop Drugs Abuse" dengan melakukan touring tersebut.
"Kenapa harus pakai motor tua? Filosofinya, motor tua, jelek, rarawuan pun bisa mencapai tujuannya jika kuat menjalaninya, begitu pula manusia. Meskipun dia bekas pencandu, preman, sampah masyarakat sekalipun, dia bisa berguna dan bermanfaat jika memang ia menjalani prosesnya dengan baik," ungkap Kartono, pimpinan Yayasan Grapiks.
Titik 0 KM, Sabang, menjadi tujuan karena seperti yang tadi dikatakan, setiap orang pasti akan menemukan waktu di mana ia ingin kembali ke titik 0. Selain mengkampanyekan stop penyalahgunaan narkoba, touring ini juga menyuarakan stop stigma dan diskriminasi terhadap pencandu.
"Karena mereka adalah korban, maka jika telanjur menggunakan, mereka harus dirangkul dan diarahkan," dia menambahkan.
Â
*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di Liputan6.com.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Selanjutnya
Keberangkatan tim dilakukan sejak 18 Juni, dan dikawal oleh Kabid Pemuda Dispora Kota Bandung, Sony Teguh Prasetya. Sepanjang perjalanan, tim melakukan sosialiasi dan diskusi dengan remaja di kota-kota yang mereka lewati, dan bertemu dengan beberapa club motor seperti Federasi Supra Indonesia (FSI), CBCL, Sriwijaya Honda Owner Team (SHOT), dan lainnya.
Perjalanan menuju 0 KM ini sudah pasti sangat melelahkan, penuh godaan, jarak yang panjang, ketakutan melewati hutan yang terkenal dengan bajing lompat, dan adanya beberapa konflik yang ujungnya bisa diselesaikan.
Seperti halnya perjalanan menuju 0 KM, perjalanan menuju titik 0 dalam diri manuasia juga sama. Harus melewati rintangan, ujian, ketakutan, konflik dengan diri dan oranglain, godaan untuk kembali menggunakan narkoba, dan sebagainya.
Advertisement