Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia Tolak Biodiesel B30, Ini Alasannya

Adanya program mandatory peningkatan biodiesel yang mencampur BBM dengan minyak kelapa sawit sebesar 30 persen (B30) pada 2019 nyatanya tak mendapat dukungan dari Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia atau (Aptrindo).

oleh Yurike Budiman diperbarui 25 Jul 2018, 20:03 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2018, 20:03 WIB
Semrawut Kemacetan Truk Kontainer di Tanjung Priok
Kemacetan arus kendaraan saat melintas di Jalan Yos Sudarso arah Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/7). Kemacetan disebabkan mahalnya tarif tol pelabuhan yang mencapai Rp 45 ribu sehingga sopir memilih jalan bawah. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Adanya program mandatory peningkatan biodiesel yang mencampur BBM dengan minyak kelapa sawit sebesar 30 persen (B30) pada 2019 nyatanya tak mendapat dukungan dari Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia atau (Aptrindo).

Wakil Ketua Aptrindo, Kyatmaja Lookman menilai dengan penggunaan B30 nantinya akan lebih banyak merugikan pengusaha truk dikarenakan beberapa kekurangan.

"B30 akan lebih boros. Jakarta-Surabaya misalnya 230 liter jadi 260 liter. Siapa yang tanggung? Pengusaha, kan?Sopir juga pasti teriak," kata Kyat di Gedung Ditjen EBTKE, Rabu (25/7/2018).

Ia berharap akan ada solusi yang harus menguntungkan semua pihak. "Kalau ada kerugian ya harus dimitigasi kerugian itu. Mitigasinya kalau lebih boros gimana, maintenance-nya gimana? Garansi dari APM seperti apa? Mayoritas nya pasti pengusaha truk yang menderita," jelas dia.

Menurutnya, pengguna biofuel terbesar ialah truk. "Jadi kalau kebijakan ini langsung diimplementasi, dampak langsungnya itu ke kita," ujar Kyat.

"Untuk saat ini terlalu prematur untuk bilang mendukung atau tidak. Kalau saya lihat dari implementasi kebijakan ini, kita yang paling dirugikan," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Biodiesel B30 Dikhawatirkan Lebih Boros dari B20

Program mandatory biodiesel dimana bahan bakar nabati yang berasal dari minyak kelapa sawit dicampur dengan bahan bakar minyak hingga 30 persen atau B30 akan dipercepat pada 2019.

Seperti diketahui, saat ini sudah dilakukan pencampuran sebesar 20 persen (B20).

 

 

 

Ketut Suciarta, anggota Kompartemen Teknologi Lingkungan dan Industri Gaikindo mengatakan peningkatan pencampuran Crude Palm Oil (CPO) sebesar 30 persen dikhawatirkan akan menjadi lebih boros.

"Bisa lebih boros. B20 terhadap B0 saja 2,3 persen lebih boros. Kemungkinan B30 ya lebih boros tapi kan belum semua mencoba. Dan yang sudah coba belum mendapat hasil komplit," kata Ketut di Jakarta, Rabu (25/7/2018).

Menurutnya, itu semua tergantung pada perbedaan kualitas B100 terhadap B20 dan B100 untuk B30. 

"Jadi belum tentu lebih boros, harus ada hasil trial. Hari ini sudah berjalan (B20)," katanya.

Meski begitu, ada banyak kekurangan bila memakai B30.

"Kalau dibanding dengan B0 ya pasti filternya lebih cepat diganti. Misalnya juga bisa lebih cepat jelly," tuturnya.

Tak hanya itu, untuk perawatan rutin juga dikhawatirkan akan lebih cepat.

"Bisa jadi servis akan lebih cepat (kalau pakai B30). Dulu mungkin 5.000 km cukup, sekarang jadi maju 3.000 atau 4.000 km, kan tidak tahu juga. Tapi kemarin semua sudah uji, untuk B20 sudah aman," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya