Biodiesel B30 Dikhawatirkan Lebih Boros dari B20

Program mandatory biodiesel dimana bahan bakar nabati yang berasal dari minyak kelapa sawit dicampur dengan bahan bakar minyak hingga 30 persen atau B30 akan dipercepat pada 2019.

oleh Yurike Budiman diperbarui 25 Jul 2018, 17:03 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2018, 17:03 WIB
20151008-Solar turun-Jakarta
Petugas mengisi BBM jenis solar di SPBU kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (8/10/2015). Pemerintah menurunkan harga solar dari Rp 6.900/liter menjadi Rp.6.700/liter. Harga baru itu akan berlaku mulai Jumat, 9 Oktober mendatang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Program mandatory biodiesel dimana bahan bakar nabati yang berasal dari minyak kelapa sawit dicampur dengan bahan bakar minyak hingga 30 persen atau B30 akan dipercepat pada 2019.

Seperti diketahui, saat ini sudah dilakukan pencampuran sebesar 20 persen (B20).

Ketut Suciarta, anggota Kompartemen Teknologi Lingkungan dan Industri Gaikindo mengatakan peningkatan pencampuran Crude Palm Oil (CPO) sebesar 30 persen dikhawatirkan akan menjadi lebih boros.

"Bisa lebih boros. B20 terhadap B0 saja 2,3 persen lebih boros. Kemungkinan B30 ya lebih boros tapi kan belum semua mencoba. Dan yang sudah coba belum mendapat hasil komplit," kata Ketut di Jakarta, Rabu (25/7/2018).

Menurutnya, itu semua tergantung pada perbedaan kualitas B100 terhadap B20 dan B100 untuk B30. 

"Jadi belum tentu lebih boros, harus ada hasil trial. Hari ini sudah berjalan (B20)," katanya.

Selanjutnya

Meski begitu, ada banyak kekurangan bila memakai B30.

"Kalau dibanding dengan B0 ya pasti filternya lebih cepat diganti. Misalnya juga bisa lebih cepat jelly," tuturnya.

Tak hanya itu, untuk perawatan rutin juga dikhawatirkan akan lebih cepat.

"Bisa jadi servis akan lebih cepat (kalau pakai B30). Dulu mungkin 5.000 km cukup, sekarang jadi maju 3.000 atau 4.000 km, kan tidak tahu juga. Tapi kemarin semua sudah uji, untuk B20 sudah aman," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya