Adu Kekuatan Pelek Kaleng Vs Aluminium, Siapa Juaranya?

Mobil-mobil terbaru padpa umumnya sudah dilengkapi dengan pelek berbahan aluminium. Aluminium dinilai lebih kuat dan ringan, tapi biaya produksinya cenderung tinggi.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Okt 2018, 17:32 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2018, 17:32 WIB
Intip Bengkel Tempat Reparasi Pelek Mobil di Kuala Lumpur
Seorang pekerja membawa velg alloy di sebuah bengkel di Ampang, di pinggiran kota Kuala Lumpur, Malaysia (18/7). Bengkel di pinggiran kota Kuala Lumpur telah menghasilkan lebih dari 200 pelek yang telah diperbaharu. (AFP Photo/Mohd Rasfan)

Liputan6.com, Jakarta Mobil-mobil terbaru padpa umumnya sudah dilengkapi dengan pelek berbahan aluminium. Aluminium dinilai lebih kuat dan ringan, tapi biaya produksinya cenderung tinggi.

Namun, beberapa orang justru masih memilih pelek berbahan besi. Alasannya tentu karena harga yang lebih murah, tapi bobotnya juga lebih berat sehingga konsumsi bahan bakar semakin boros.

Sebenarnya, hal itu bukanlah mitos atau pendapat saja. Mengutip dari Carscoops.com, pemilik akun Youtube Hydraulic Press Channel menguji tes kekuatan kedua pelek dengan bahan berbeda tersebut. Caranya adalah memberi tekanan sebesar 150 ton pada pelek, baik dari samping maupun atas.

Bukan kejutan bahwa memang pelek aluminium memiliki kekuatan dan mampu menahan tekanan dengan lebih baik. Namun, hal ini juga berarti pelek aluminium akan hancur berkeping-keping saat tak kuat lagi menahan tekanan.

Beda halnya dengan pelek besi yang memang lebih mudah bengkok. Karena harganya murah, biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan penggantian pun tak terlalu besar. Selain itu, pelek besi yang bengkok juga masih bisa dibetulkan ke kondisi semula, meski tak terlalu sempurna.

Sumber: Otosia.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Berminat Ganti Pelek Mobil, Perhatikan 3 Hal Ini

Mengganti pelek pada mobil adalah salah satu langkah yang tepat untuk mendongkrak penampilan. Bahkan, bagi sebagian orang, pelek juga merupakan ajang pembuktian kemapanan dan jati dirinya. Bagaikan sebuah sepatu, semakin terlihat menarik, semakin akan membuat mata melirik.

Dan seperti sepatu juga, ukuran yang salah akan membuat kaki sakit dan perjalanan terasa tidak menyenangkan. Patut diingat juga, ban dan pelek adalah yang bagian terakhir dari proses distribusi tenaga, yang menggerakkan mobil. Namun ban dan pelek adalah bagian pertama yang akan berhadapan dengan medan jalan.

 

Karena itu, bagian ini adalah yang menarik karena memiliki berbagai fungsi: menggerakkan mobil, meredam permukaan jalan, sekaligus menjadi pelengkap kebanggaan pemilik mobil. Karena itu, perhatikan beberapa hal di bawah ini, sebelum mengganti pelek.

Tambah Ukuran

Menambah ukuran pelek dan ban, mampu membuat tampilan mobil menjadi lebih enak dipandang. Bahkan Daihatsu Midget (Bemo) pun terlihat lebih mahal saat disematkan pelek besar. Namun tentunya ada aturan yang harus diperhatikan saat akan mengganti ban dan pelek yang lebih besar dari ukuran standar. Misalkan pelek standar Anda adalah 15 inci, dan berniat untuk naik menggunakan 17 inci. Yang harus Anda perhatikan adalah ruang di dalam fender.

Dengan bertambahnya dimensi pelek dan ban, tentunya memerlukan ruang ekstra, agar ban tidak menggerus bagian dalam ataupun bibir fender saat bermanuver, atau suspensi berartikulasi. Konsultasikan dengan bengkel Anda, berapa ukuran maksimal pelek dan ban yang bisa muat di mobil Anda. Kalaupun 'memaksakan' dengan melakukan modifikasi pada bagian tertentu agar pelek besar bisa muat, pastikan modifikasi tersebut tetap aman untuk mobil Anda.

Jangan Sembarang Ganti PCD Pelek

PCD (Pitch Circle Diameter) adalah diameter pola baut pada roda. Kalau Anda perhatikan, jarak antar baut di roda, bisa berbeda pada setiap merek. Misalnya mobil A memiliki empat baut dengan ukuran PCD 100 mm (atau biasa disebut dengan PCD 100 saja), sedangkan mobil B memiliki PCD 114. Jangan harap kedua mobil tersebut bisa berbagi pelek. Karena itu, produsen pelek biasanya menyediakan beragam pilihan PCD dan jumlah baut. Banyak yang memodifikasi jumlah baut roda ataupun PCD-nya agar bisa memasangkan pelek idaman, atau bahkan ada yang bisa menyesuaikan jumlah dan PCD baut di pelek itu sendiri.

Hal itu terserah saja, meski kami tidak pernah menyukai perubahan seperti ini. Bukan apa-apa, seperti yang disebutkan tadi, ban dan pelek adalah dua hal yang menjadi satu kesatuan, dan benda pertama yang akan 'merasakan' benturan dari permukaan jalan. Perubahan PCD, perubahan jumlah baut, hingga memodifikasi pelek memiliki berbagai resiko karena merubah kekuatan dan geometri sistem penggerak. Anda tentunya tidak mau kalau tiba-tiba pelek pecah, atau jadi bahan tertawaan karena ban menggelinding menjauhi mobil, bukan? Selain jadi bahan tertawaan, nyawa juga jadi taruhannya.

Perhatikan Bobot Pelek

Bobot pelek tidak bisa dianggap enteng karena berbagai hal. Kita mulai dari yang paling sederhana. Dari sisi pengemudi, kalau terjadi pecah ban, pelek berat akan semakin membuat repot. Sesederhana itu? Ya. Tapi lebih dari itu, bobot pelek juga berpengaruh pada keselamatan dan efisiensi bahan bakar. Setiap pabrikan menghitung bobot dan ukuran ban serta pelek yang pas. Baik dari sisi teknis, maupun ekonomis.

Sisi teknis disini berhubungan dengan berbagai hal, tapi kita ambil yang paling sederhana saja yaitu pengereman. Bayangkan seberapa besar daya rem (standar, bawaan pabrik) yang diperlukan untuk menghentikan mobil dengan pelek dan ban standar, kemudian jika pelek berdiameter besar, memiliki bobot yang berat, serta ban yang juga lebih besar dan tentunya lebih berat, bagaimana efeknya terhadap rem mobil Anda?

Tentu, pengereman akan tetap membuat mobil Anda berhenti. Namun berapa jarak dan waktu yang diperlukan dengan menggunakan pelek aftermarket yang berat, itu yang harus diperhatikan. Kalau memang berniat mengganti dengan pelek yang lebih berat, pastikan Anda sambangi bengkel langganan untuk melakukan kalibrasi ulang terhadap daya pengereman. Hal lainnya adalah faktor ekonomis, dari sisi kita sebagai pengendara. Ban dan pelek yang berat akan membuat mesin bekerja ekstra, hanya untuk menggerakan roda. Mesin yang dipaksakan tentu saja akan membuat bensin lebih boros. Jadi, pikirkan dulu sebelum mengganti pelek dan ban. 

Sumber: Oto.com

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya