Detail Pelek yang Perlu Kita Ketahui

Bila kita kita perhatikan pada pelek mobil atau motor yang sudah ganti ban, biasanya kita akan menemukan benda kecil yang melekat di pelek.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Apr 2018, 13:30 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2018, 13:30 WIB
Intip Bengkel Tempat Reparasi Pelek Mobil di Kuala Lumpur
Seorang pekerja mengangkat velg yang telah diperbaharui di sebuah bengkel di Ampang, di pinggiran kota Kuala Lumpur, Malaysia (18/7). (AFP Photo/Mohd Rasfan)

Liputan6.com, Jakarta Bila kita kita perhatikan pada pelek mobil atau motor yang sudah ganti ban, biasanya kita akan menemukan benda kecil yang melekat di pelek. Benda apa itu sebenarnya?

Ukurannya kecil, kira-kira setengah kelingking. Biasanya logam itu berbentuk persegi panjang.Bagi yang belum tahu, logam tersebut adalah timah yang kerap digunakan saat balancing roda.

"Logam itu timah, kalau bengkel lain mungkin ada yang pakai bahan logam lain," ujar Adi, mekanik di bilangan Pos Pengumben, Jakarta Selatan.

Buat apa timah itu menempel dan apa hubungannya dengan balancing roda?Balancing roda sendiri diperlukan waktu mobil terasa bergetar, terutama pada kecepatan tinggi.

Yang terjadi biasanya, bobot pelek pada roda sudah tidak seimbang. Lalu proses balancing diperlukan dengan mencopot roda-roda di mobil dan memasukkannya ke mesin berputar yang dipasangi sensor.

Sensor akan membaca jika ban secara bobot tidak di titik nol saat dipasang secara vertikal di mesin. Untuk itulah, logam tadi dipasang untuk menyeimbangkan bobot.

"Lebih mantap buat keseimbangan. Jadi disetel di mesin ketahuan. Jadinya hasilnya seimbang," tambahnya.

Mengapa hal ini diperlukan? Roda yang bergetar bukan hanya menyisakan rasa tidak nyaman saat berkendara.

Tanpa disadari, roda bergetar juga berpengaruh pada sistem suspensi mobil. Efeknya, balljoint, shockabsorber, tie rod, dan bushing-bushing bisa lebih cepat aus. Yang ada, efeknya ke faktor keselamatan dan uang.

Penulis: Dimas Wahyu

Sumber: Otosia.com

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Menyeimbangkan Pelek Motor, Perlu?

Istilah menyeimbangkan pelek (balancing) umumnya dikenal di dunia kendaraan roda empat. Tidak banyak yang tahu bahwa ini juga sebetulnya dapat dilakukan pada jenis kendaraan lain, sepeda motor.

Kenapa perlu balancing? Jawabannya jelas, baik pada mobil dan motor, kerja ban tetaplah sama. Pada keadaan tertentu, ia akan jadi tidak seimbang. Apalagi jika kendaraan kerap dipakai di jalanan rusak atau tidak mulus.

Gejala pelek perlu balancing terasa ketika motor dikendarai. Pada kecepatan antara 60 sampai 100 km/jam, kalau pelek sudah bermasalah, bikers akan merasakan gejala tak seimbang, ada rasa getaran berlebih pada roda depan atau belakang.

Ini mungkin memang terjadi kalau bearing mulai rusak. Tapi kalau memang bearing tidak kenapa-kenapa, maka dapat dipastikan peleknya lah yang sudah tidak rata.

Laman astra-honda.com menulis, dibanding yang jari-jari, velg jenis palang, apalagi dengan lebar 2,5 inci atau lebih, akan berpotensi lebih besar tidak seimbang. Masa ketahanan pelek jenis ini kurang lebih 10 ribu kilometer.

Setelah lebih dari jarak tersebut, pengendara motor harus dicek keseimbangannya. "Kalau tidak, risiko motor tidak stabil bisa naik sampai 50 persen," tulis Honda.

Lantas bagaimana cara mem-balancing ban? Idealnya proses ini menggunakan alat khusus yang tidak tersedia di semua bengkel. Proses balancing dimulai dari peletakkan ban pada alat. Tak luput data pendukung seperti lebar roda di-input pada alat.

Kemudian, alat akan berputar dengan kecepatan kira-kira 40 km/jam. Setelah itu, akan muncul angka pada berapa besaran timah balancer yang harus ditempel pada pelek.

Timah balancer ini adalah alat untuk menyeimbangkan pelek yang dipasang di bibir pelek, di titik paling ringan. Ada timah jenis jepit, dan ada pula yang model tempel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya