Liputan6.com, Jakarta - Sebagai satu-satunya komponen pada kendaraan bermotor yang bersentuhan langsung dengan permukaan jalan, kondisi ban harus dipastikan dalam kondisi baik. Jika sudah tipis, risiko besar ada di depan mata.
Tapi, antara bagian depan dan belakang ternyata lebih berbahaya ban sisi depan. Mengapa?
Advertisement
Menurut Corsa Tire, jika ban bagian belakang yang pecah, efeknya hanya terasa berat dan efek sliding-nya masih bisa dikontrol.
Advertisement
Berbeda jika ban bagian depan yang pecah. Bisa saja pengemudi kehilangan kontrol, dan akan melaju tak terarah. Apalagi jika sedang dalam kecepatan tinggi.
Sebab, peran roda depan sebagai kontrol kemudi yang mendapatkan dorongan tenaga dari roda belakang. Dorongan ini memiliki jumlah beban kendaraan ditambah dengan momen yang terjadi.
Â
Selanjutnya
Maka, semakin baik kondisi roda depan pada permukaan jalan, maka kondisi kendaraan akan jauh lebih mudah untuk di kendalikan.
Pemilik kendaraan ada baiknya untuk memperhatikan kondisi ban. Jika masa pakai sudah mencapai 60 persen hingga 80 persen, ada baiknya untuk siap-siap menggantinya.
Ban pecah karena karet yang tipis tak hanya disebabkan oleh tusukan benda di jalan, tapi juga karena tekanan udaya yang tinggi.
Sumber: Otosia.com
Advertisement