Berbekal Ini, Nissan Serena Optimistis Tandingi Toyota Voxy dan Mazda Biante

Menjadi lawan Toyota Voxy, Nissan Serena optimistis mampu menarik konsumen Tanah Air dengan beragam fitur unggulannya.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 15 Apr 2019, 16:34 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2019, 16:34 WIB
Nissan
All New Nissan Serena. (Dian Tami / Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Nissan Motor Indonesia secara resmi meluncurkan generasi terbaru all-new Nissan Serena pada Februari lalu. Menjadi lawan Toyota Voxy, Nissan mengaku optimistis mampu menarik konsumen Tanah Air dengan beragam fitur unggulan.

"Bisa (lawan Toyota Voxy dan Mazda Biante). Kalau dibilang optimistis, kami optimistis. Kalau ditanya targetnya berapa, pasti sebanyak-banyaknya," kata Head of Product Communication Nissan Motor Indonesia (NMI), Hana Maharani di Menteng, Jakarta, Senin (15/4/2019).

Selain itu, Hana mengaku Serena terbaru memiliki beragam fitur canggih yang siap memanjakan penumpang dan pengemudi.

"Mobil ini memiliki fitur canggih, yang kami rasa bisa memanjakan konsumen saat mengemudi dan menjadi penumpang," ujarnya.

Sebagai informasi, Serena terbaru menggunaka mesin yang sama dengan pendahulunya yaitu mesin bensin berkapasitas 2.0 liter dengan tenaga output 145 Tk dan torsi 206 Nm.

 

Selanjutnya

Mesin tersebut dikombinasikan dengan sistem transmisi CVT. Untuk dimensinya, mobil ini memiliki panjang 4.685 mm, lebar 1.695 mm, dan tinggi 1.865 mm dengan ground clearance 160 mm.

Selain itu, salah satu fitur yang dibanggakan yakni pintu geser otomatis di kedua sisi yang bisa dioperasikan dengan mode hands free.

Nissan Serena Berpotensi Disematkan Teknologi e-Power

Nissan menargetkan satu dari empat model Nissan di Asia Oceania adalah mobil listrik, termasuk Indonesia. Langkah awal yang akan dilakukan adalah meluncurkan Nissan Leaf tahun depan. Selain itu, model e-Power juga akan dibawa ke Indonesia.

“Elektrifikasi bagi Nissan bukan hanya Leaf. Kami juga punya teknologi e-Power. Teknologi ini sudah kami perluas ke Serena di Jepang. Indonesia juga punya Serena. Anda dapat membayangkan kami punya kemampuan untuk membuat Serena dan e-Power jadi lebih baik,” papar Yutaka Sanada, Regional Senior Vice President and Head of Asia & Oceania, Nissan Motor Co ketika berbincang dengan OTO.com, beberapa hari lalu di Hong Kong.

Sanada menginisiasikan, e-Power mudah diadaptasi pada model mobil konvensional yang sudah ada. Teknologi ini memang sangat masuk akal untuk memperluas jangkauan pasar mobil listrik. Masyarakat yang khawatir pada infrastruktur atau ketersediaan sarana pengecasan, bisa mengisi mobil listriknya dengan bensin.

Betul, e-Power memang teknologi kendaraan listrik. Motor elektrik menjadi sistem yang menggerakkan roda, sementara baterai menjadi sumber energi listriknya. Namun, pengisi dayanya tetap mesin cetus api berbahan bakar bensin. Jadi karakter berkendara mobil listrik dengan tenaganya yang instan hingga moda pengisian baterai, secara regeneratif tetap ada. Tanpa kekhawatiran mencolokkan soket ke pengisi daya. Bayangkan, seperti membawa generator bensin di mobil.

Solusi ini dianggap strategis, mengingat pembangunan infrastruktur di Indonesia memang membutuhkan waktu. Saat ini stasiun pengisian kendaraan listrik masih sangat terbatas. Jikapun ada yang dibangun di instansi seperti Pertamina, PLN maupun lainnya, jumlah maupun formatnya, belum akomodatif.

“Kami sedang mempertimbangkan dengan seksama, mempelajari potensinya secara menyeluruh, dan memperhitungkan waktu yang tepat membawa teknologi e-Power ini ke Indonesia,” imbuh Sanada. e-Power, elektrik murni yang ada di Leaf, maupun hybrid konvensional seperti yang saat ini digunakan X-Trail, bagian dari masterplan Nissan untuk mewujudkan satu dari empat kendaraan berbasis listrik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya