Mengetahui Cara Kerja Suspensi Tabung Yamaha NMax

PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) menghadirkan subtank suspension atau suspensi tabung untuk Yamaha NMax pada 2017 silam.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Sep 2019, 19:24 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2019, 19:24 WIB
Yamaha
Yamaha NMax model 2018. (Herdi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) menghadirkan subtank suspension atau suspensi tabung untuk Yamaha NMax pada 2017 silam.

Penerapan ini digadang sebagai jawaban atas kebutuhan konsumen. Sekaligus menyempurnakan kenyamanan yang tak ditemui pada NMax generasi pertama.

Sejak kemunculannya 2015 silam, kehadiran NMax memang memukau. Konsumen ditawari sebuah skutik bongsor gaya Eropa, bagasi luas dan performa mumpuni dari mesin 155 cc berteknologi VVA.

Tapi bicara handling, terasa kurang lantaran sok belakang yang terlalu empuk. Tak jarang konsumen merasakan gejala mentok atau dikenal dengan istilah buttoming/buttom out.

Masalah itu pun kemudian dipecahkan Yamaha Indonesia melalui pengaplikasian suspensi tabung tadi.

Lantas seperti apa kerjanya? Sebelum itu, kami jabarkan sedikit struktur suspensi tabung dengan wheel travel 86 mm ini. Terdiri dari dua bagian. Pertama, tabung berisi piston, valve dan oli. Kedua, tabung tambahan dengan isi balon.

"Balon yang materialnya karet ini isinya nitrogen. Fungsinya, kalau sok mengalami kompresi (tekanan), oli dari sistem suspensi bakal mengalir ke subtank. Balon itu gunanya untuk menahan dan saat langkah balik (rebound), oli di bagian itu menekan balik," kata Slamet Kasianom, Senior Technical PT YIMM.

Dijelaskannya lagi, aliran oli di dalam tabung diatur oleh balon itu. Dengan begitu, oli terhindar dari campuran udara. Gelembung udara sendiri, menurutnya terjadi karena adanya guncangan cepat di dalam suspensi.

Ibarat botol berisi air, lalu dikocok-kocok, maka timbul gelembung udara. "Nah, dengan adanya tabung, guncangannya berkurang dan suspensi tetap bekerja sesuai fungsi," katanya.

 

Kelebihan

Menurutnya, nilai plus peredam kejut seperti ini adalah soal kestabilan. Terutama konsumen yang senang high speed atau cornering.

"Kalau mau masuk tikungan pergerakan suspensi relatif lebih cepat. Belum lagi hard braking yang membuat tekanan lebih berat buat suspensi. Begitu keluar tikungan, biasanya rebound-nya cepat. Kalau ada subtank, kecepatan naik-turunnya suspensi jadi lambat. Otomatis handling lebih enak dan roda di aspal mencengkeram lebih baik," terang Slamet lagi.

Kondisi sebaliknya bisa dirasakan pada sok non tabung. Risiko tercampurnya oli dengan udara sangat besar. Jika sudah begitu, maka fungsi oli meredam guncangan otomatis berkurang. Gampangnya, suspensi mudah mentok ketika melewati jalanan tidak rata.

Berkaitan dengan perawatan suspensi tabung, Slamet menerangkan tidak ada patokan khusus. Penggantian oli sok tergantung kondisi jalan dan beban yang diterima motor.

Selain itu, tidak perlu mengganti nitrogen jika tidak bocor. Apalagi, balon di subtank NMax tidak ada pentil untuk isi ulang.

"Idealnya mirip dengan penggantian minyak rem. Setiap 2 tahun lebih bagus. Tapi kalau jalurnya berat, ya setahun. Untuk mengganti oli suspensi, cukup susah dan mesti ada alat khusus. Kalau di kami, pekerjaan ini biasanya ditangani oleh Authorized Claim Shop (ACS) Star. Ada di seluruh Indonesia. Di situ dilengkapi quality control seperti peralatan yang ada di Yamaha Pusat," tutup Slamet.

Sumber: Oto.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya