Skuter Lebih Populer Ketimbang Model Chopper di Indonesia, Ini Alasannya

Dunia motor kustom di Indonesia masih bergeliat. Salah satu model yang disuka adalah chopper. Presiden Jokowi bisa dibilang menjadi salah satu sosok yang kembali mempopulerkan motor jenis ini di Tanah Air saat ia memiliki dan mengendarai Chopperland.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Sep 2019, 06:10 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2019, 06:10 WIB
Easy Rider
Chopper di Film Easy Rider.

Liputan6.com, Jakarta Dunia motor kustom di Indonesia masih bergeliat. Salah satu model yang disuka adalah chopper. Presiden Jokowi bisa dibilang menjadi salah satu yang kembali mempopulerkan motor jenis ini di Tanah Air saat ia memiliki dan mengendarai Chopperland.

Namun tak menutup mata, motor chopper relatif sedikit populasinya di Indonesia. Jika bicara motor besar, motor-motor model skutik juga sudah merangsek dan mulai mendominasi jalanan. Lalu tidak jarang juga moge-moge sport. Lantas mengapa tidak demikian dengan chopper?

Builder ternama asal Taiwan, Winston Yeh dari Rouh Crafts yang juga datang ke Indonesia dan menjadi juri Suryanation Motorland 2019 kemudian coba memberikan gambaran.

"Gaya motor menurut saya bergantung pada bagaimana lalu lintasnya. Di Amerika misalnya, di sana banyak jalan yang panjang-panjang. Makanya di sana banyak motor chopper yang memungkinkan tangan dan kaki kita rileks. Sementara saya di Taiwan, lalu lintasnya lebih padat. Di sana lebih banyak skuter," kata Winston.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Tergantung Karakter Orang

Ia juga menyebutkan satu alasan lainnya, yakni karakter orang-orangnya. Chopper sendiri tergolong motor yang bongsor dan terkenal dengan fork depan yang panjang.

"Karakter masyarakatnya juga berpengaruh. Misalnya di Amerika, yang besar-besar dan terlihat aneh-aneh, unik-unik. Lain lagi dengan di Jepang, mereka orangnya kompleks dan rumit sehingga lebih ke detail-detail sampai yang kecil-kecil. Sedangkan di Eropa, gayanya cenderung lebih ke arah romantis," kata dia.

Sumber: Otosia.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya