Dihantam Corona, Renault Terpaksa Pecat Ribuan Teknisi

Salah satunya, dialami oleh Renault, yang bakal melakukan phk terhadap ribuan karyawannya

oleh Arief Aszhari diperbarui 17 Jun 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2020, 20:00 WIB
Renault Kwid
Renault Kwid di GIIAS 2017.(Amal/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi virus Corona atau Covid-19 yang terjadi di hampir seluruh negara di dunia, menghantam berbagai lini industri termasuk otomotif. Tidak hanya penjualan mobil atau motor saja yang mengalami penurunan, tapi berimbas juga kepada pengurangan karyawan alias putus hubungan kerja (PHK).

Salah satunya, dialami oleh Renault, yang bakal melakukan phk terhadap ribuan karyawannya. Hal tersebut, guna menghindari bisnis pabrikan asal perancis ini makin terpuruk.

Melansir Reuters, Renault berencana untuk memangkas 1.500 pekerja tekniknya di Perancis.

Pengurangan dari divisi mekanik ini, sebagai bagian dari rencana penghematan biaya perusahaan yang diumumkan Renault bulan lalu. Dengan berbagai perubahan strategi ini, perusahaan akan menghemat pengeluaran sebesar 2 miliar euro atau US$ 2,27 miliar dalam tiga tahun ke depan.

Namun, menanggapi rencana ini, Renault sendiri masih enggan berkomentar.

Sebagai informasi, perusahaan yang berdiri sejak 1899 ini berencana memangkas 15 ribu pekerjanya di seluruh dunia, termasuk sebanyak 4.600 di Perancis.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Corona Covid-19 Ancam Masa Depan Renault

Menjadi salah satu industri yang terdampak pandemi Corona Covid-19, pabrikan otomotif Renault terancam gulung tikar karena krisis ekonomi yang dialami.

Hal itu disampaikan Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire seperti dilansir Reuters. Ia juga menegaskan, pabrikan harus segera mencari bantuan agar bisa bertahan.

"Iya, Renault bisa menghilang," katanya singkat.

 

Aliansi

Telah menjalin aliansi dengan Nissan selama dua dekade terakhir, informasi yang beredar juga menyebut pabrikan otomotif asal Jepang tersebut akan memangkas 20 ribu pekerja di Eropa.

Harus segera bangkit, Le Maire meminta Renault untuk segera beradaptasi dengan situasi yang terjadi dan mempertahankan pabriknya di Prancis.

Untuk mencari jalan keluar, Pimpinan Renault, Jean-Dominique Senard sedang menyiapkan strategi terbaru, salah satunya menunggu persetujuan pinjaman dari Prancis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya