Hypercar SSC Tuatara Sanggup Melaju 500 Kpj, Ini Rahasianya

Gelar mobil produksi tercepat di dunia merupakan gelar yang sangat bergengsi. Dan gelar ini barus saja diraih oleh hypercar SSC (Shelby Supercars) dengan kecepatan 500 kpj.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Okt 2020, 12:08 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2020, 12:08 WIB
SSC Tuatara
SSC Tuatara (ist)

Liputan6.com, Jakarta - Gelar mobil produksi tercepat di dunia merupakan gelar yang sangat bergengsi. Dan gelar ini barus saja diraih oleh hypercar SSC (Shelby Supercars) dengan kecepatan 500 kpj.

Bicara soal rekor kecepatan, SSC bukanlah nama asing. Pada 2007, Ultimate Aero mereka meraih prestasi mobil produksi terkencang dengan catatan rata-rata 412,22 kpj. Kendati begitu, mahkota beberapa kali berpindah selama 13 tahun dan terakhir dipegang oleh Koenigsegg Agera RS di 447,19 kpj. Nama lain yang sempat berusaha menduduki adalah Bugatti Chiron Super Sport 300+. Sanggup mencapai 490,48 kpj namun disayangkan tidak masuk kategori akibat satu dan lain hal terkait kriteria penilaian.

Tidak masalah dan tidak perlu didebatkan lagi lantaran angka 490 kpj bukanlah hal berarti bagi SSC Tuatara. Tembus sudah batas 500 kpj di tangan pembalap profesional Oliver Webb. Dua kali pembuktian sukses terlaksana 10 Oktober lalu. Satu kali mencapai 484,53 kpj (301,07 mph), sekali lagi berhasil digeber hingga 532,93 kpj (331,15 mph). Dengan demikian, dicatatkan top speed rata-rata 508,73 kpj (316,11 mph).

Menariknya lagi, disebutkan kalau hypercar Tuatara masih punya potensi lebih dari itu. "Masih ada lebih banyak lagi di dalamnya. Dengan kondisi lebih baik, saya yakin kami dapat melaju lebih kencang," papar Oliver Webb. "Sewaktu saya menuju 331 mph, kecepatan Tuatara meningkat sampai 20 mph dalam lima detik terakhir. Masih menarik dengan baik," tambahnya. Pun ia menegaskan bahwa mobil masih memiliki kemampuan lebih hanya saja angin samping menghalau untuk mencapai batas.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bukan Sirkuit Tertutup

Perlu diketahui, pengujian tidak dilakukan dalam sirkuit tertutup. Di jalan raya, tepatnya pada lurusan State Route 160 sepanjang 11,27 km (7 mil) – di luar Las Vegas dekat Pahrump, Nevada, AS. Tentu ada beberapa syarat agar berhak mendapatkan titel. Selain dua kali percobaan (arah pergi dan kembali), sudah pasti harus menggunakan mobil yang dapat dibeli konsumen di pasaran. Murni tanpa modifikasi, bahkan tidak diperkenankan memakai ban dan bensin kompetisi.

Di samping meraih titel “Fastest Production Car”, SSC Tuatara mematahkan tiga rekor lain yang dipegang Agera RS. Adalah “Fastest Flying Mile on a Public Road” dengan torehan 313,12 mph dan “Fastest Flying Kilometer on a Public Road” di 517,16 kpj. Sudah pasti jadi mobil paling kencang di jalanan umum sehingga pantas menyabet “Highest Speed Achieved on a Public Road”.

 

Output Fantastis

Tidak perlu mesin sangar W16 seperti Chiron yang berat, Tuatara menyuguhkan balans antara mesin dan bobot keseluruhan. Ia dibekali pemacu V8 5,9 liter twin-turbo dengan output maksimal 1.750 hp. Mencengangkan bukan? Itu diraihnya jika meminum bahan bakar ethanol E85. Ketika diganti ke oktan 91, output menurun meski tetap saja fantastis. Totalnya mencapai 1.350 hp.

Enjin super itu kemudian duduk di atas rancang bangun serat karbon nan ringan. Beratnya cuma 1,247 kg yang kurang lebih setara Honda Civic Sedan. Ditambah lagi sokongan aerodinamika dari rancangan tubuh eksotis. Mampu menembus angin dengan mudah berkat koefisien hambat udara 0,279 Cd. Komposisi tubuh turut memberikan keseimbangan downforce 37% (depan) dan 63 % (belakang) selama melaju di 241,4–531 kpj (150-330 mph).

Sangat terbatas, melansir Motor1, SSC Tuatara hanya akan diproduksi sampai 100 unit. Harga jelas fantastis, dimulai dari 1,625 juta USD atau sekitar Rp 23,9 miliar. Puncaknya mencapai 1,9 juta USD (Rp 28 miliar) dengan kelengkapan paling komplet seperti High Downforce Track Pack.

Sumber: Oto.com

Infografis Libur Panjang dan Potensi Klaster Covid-19.

Infografis Libur Panjang dan Potensi Klaster Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Libur Panjang dan Potensi Klaster Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya