Liputan6.com, Jakarta - Pemberian relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) pada mobil baru dengan kategori maksimal 1.500cc akan dilakukan mulai 1 Maret 2021. Selain itu, kebijakan ini juga disusul dengan pemberian uang muka alias down payment (DP) 0 persen untuk pembelian kendaraan secara kredit.
Dengan adanya berbagai insentif tersebut, diharapkan mampu kembali mengangkat penjualan mobil dan menggairahkan kembali industri otomotif Tanah Air.
Advertisement
Baca Juga
Dijelaskan Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), jika ditanya seberapa besar dampak berbagai insentif tersebut ke industri otomotif nasional, pihaknya memang belum memperediksi dengan pasti.
"Kita belum pernah punya pengalaman implementasi PPnBM ini diberikan relaksasi. Tapi, kalau melihat pengalaman dari negara-negara lain di sekitar kita seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, dan beberapa negara Eropa ini cukup manjur menyiasati pemulihan industri otomotif di tengah pandemi," jelas Nangoi saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (19/2/2021).
Lanjut Nangoi, hal tersebut bisa terjadi karena sejatinya minat beli masyarakat yang memang belum timbul. Tapi, kemampuan beli sudah ada karena itu konsumen merasa untuk membeli mobil bisa dilakukan di waktu yang akan datang.
"Tentunya, hal ini kita melihat peluang. Kita berikan (relaksasi) di Maret sangat positif, karena pemerintah tengah gencar memberikan vaksin," tambahnya.
"Mudah-mudahan, pada waktunya nanti feeling saya, Mei-Juni pemberian vaksin sudah cukup tinggi, pandemi Covid-19 sudah lebih terkendali kemudian pemerintah memberikan insentif ini ujungnya harusnya minat beli bisa tumbuh cukup baik," tegasnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Target Gaikindo
Sementara itu, terkait kebijakan tersebut mampu mengangkat penjualan mobil, Gaikindo tetap menargetkan sebanyak 750 ribu unit terjual tahun ini.
"Harapan kami angka 750 ribu ini bisa tercapai, sehingga paling tidak tumbuh sekitar hampir 50 persen dibanding tahun lalu. Tapi kalau kita lihat, dibanding 2019 masih ada penurunan sekitar 25 persen lebih, dan itu belum bagus," pungkasnya.
Advertisement