Liputan6.com, Jakarta - Krisis chip semikonduktor yang terjadi di industri otomotif global dalam beberapa waktu belakangan, membuat banyak pabrikan mobil berhenti atau mengurangi produksi. Namun, salah satu jenama asal Jepang, Toyota masih mampu menghindari kondisi tersebut, dan mengamankan pembuatan kendaraannya.
Tapi, kabar terbaru menyebutkan, raksasa otomotif Negeri Matahari Terbit ini sudah mulai kekurangan chip semikonduktor, dan harus menyusutkan produksinya sebesar 40 persen mulai bulan depan seterusnya.
Baca Juga
Melansir Gaadiwaadi, pemotongan produksi ini akan dilakukan dalam skala global, dengan pabrik yang berlokasi di Kanada, Amerika Serikat (AS), Meksiko, dan banyak lagi.
Advertisement
Dalam berita lain, Toyota Amerika Utara menyatakan bahwa kekurangan chip semikonduktor akan merugikan merek tersebut, karena harus kehilangan sekitar 60.000 hingga 90.000 kendaraan.
Tapi, Toyota dinilai selektif dalam memangkas produksi. Karena truk dan SUV memiliki pangsa pasar yang lebih besar dan substansial, penghentian tersebut akan mempengaruhi produksi model dengan volume penjualan rendah.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penghentian sebelumnya
Sebelumnya, Toyota juga telah menghentikan operasi di duapengehentian produksi ini sebagai penyesuaian pembuatan domestik pertama dan berpengaruh terhadap tiga modelnya, yaitu C-HR, Yaris Cross, dan Yaris hatchback.
Sedangkan jumlahnya, sebanyak 20 ribu unit kendaraan terkena imbas dari penghentian produksi tersebut.
Toyota mengatakan, total tiga jalur produksi akan berhenti antara tiga sampai delapan hari kerja, mulai 7 Juni mendatang. Sedangkan lokasi pabrik yang terkena imbas ini, di prefektur timur laut Iwate dan Miyagi.
Tapi, dampak penghentian produksi karena masalah kekurangan chip ini tidak separah yang dirasakan Toyota.
Advertisement