Liputan6.com, Jakarta - Sebelum membeli mobil, calon konsumen biasanya mempertimbangkan model, harga, fitur, dan juga jenis transmisi. Biasanya transmisi terbagi menjadi manual dan otomatis. Otomatis pun banyak macamnya, sebut saja Automatic Transmission (AT), Continuous Variable Transmission (CVT), Dual Clutch Transmission (DCT), dan Automated Manual Transmission (AMT).
Dari ke-4 transmisi tersebut, paling sering dibahas adalah AT konvensional dan CVT. Transmisi AT sudah digunakan pada banyak mobil, sedangkan CVT kerap ditanamkan pada mobil-mobil terbaru. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Mengutip situs resmi daihatsu.co.id, transmisi otomatis konvensional yang masih menggunakan torque converter lebih unggul dari segi akselerasi dan kecepatan tinggi, mengingat tiap gigi pada transmisi AT mempunyai rasionya sendiri.
Advertisement
Lalu perawatan transmisi AT biasa juga lebih mudah. Teknologi ini sudah digunakan sejak tahun 1900-an. Dengan demikian, suku cadang untuk transmisi ini lebih mudah didapatkan dan jika satu bagian mengalami kerusakan, tidak perlu mengganti banyak parts.
Di sisi lain kelemahan transmisi AT ada pada perpindahan transmisi yang masih terasa getaran, membuat rasa berkendara kurang halus. Lalu proses untuk mengurangi kecepatan dengan engine brake harus disesuaikan dengan gigi yang tepat. Terakhir adalah konsumsi BBM yang lebih boros karena rotasi per menit (RPM) mesin yang dihasilkan lebih tinggi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
CVT
Sementara transmisi CVT menawarkan rasa berkendara yang lebih nyaman. Karena transmisi ini menggunakan sepasang pulley dengan belt, tidak ada proses pergantian gigi, menghilangkan gejala hentakan yang kerap dialami transmisi AT.
Selain itu CVT cenderung lebih irit dalam urusan konsumsi bahan bakar, karena RPM mesin sering di posisi lebih rendah. Transmisi ini juga mempunyai daya engine brake lebih tinggi berkat karakteristik CVT yang lebih cepat dalam menurunkan kecepatan.
Sebaliknya kelemahan transmisi tersebut berada di biaya perawatan. Pasalnya CVT lebih sering membutuhkan penggantian oli transmisi secara berkala.
Jika terjadi kerusakan, memperbaiki CVT lebih repot. Berbeda dengan AT yang cukup mengganti bagian yang rusak, CVT cenderung mengganti banyak parts.
Terakhir, CVT juga lebih loyo dari segi akselerasi dan kecepatan tinggi, mengingat transmisi ini tidak mempunyai gigi.
Sumber: Otosia.com
Advertisement