Liputan6.com, Jakarta - India akan memperkenalkan sistem penilaian keselamatan untuk mobil penumpang. Hal tersebut, sebagai langkah yang diharapkan akan mendorong produsen untuk menyediakan fitur keselamatan canggih dan meningkatkan kelayakan ekspor kendaraan yang diproduksi di Tanah Hindustan.
Disitat dari Reuters, Senin (27/6/2022), Kementerian Transportasi Jalan mengatakan dalam sebuah pernyataan pihaknya akan memberikan peringkat satu hingga lima bintang berdasarkan serangkaian tes yang dapat memberikan perlindungan penumpang dewasa dan anak.
Kemudian, parameter keselamatan lainnya seperti teknologi yang mendukung, dan sistem baru ini dijadwarkan mulai berlaku pada April 2023.
Advertisement
Sementara itu, langkah ini juga diharapkan akan mendorong produsen untuk menyediakan fitur keselamatan canggih, dan akan meningkatkan kelayakan ekspor kendaraan yang diproduksi di negara itu.
Sedangkan berdasarkan laporan Business Standar, sistem peringkat yang disebut dengan Bharat NCAP (New Car Assessment Programme/Program Penilaian Mobil Baru) itu banyak mengadopsi dari Global NCAP.
Selama bertahun-tahun, peringkat bintang yang diberikan oleh badan otonom di berbagai negara telah menjadi tolak ukur penting terkait tingkat keselamatan kendaraan.
India sendiri yang memiliki beberapa jalan paling berbahaya di dunia, telah mengusulkan agar semua mobil penumpang memiliki enam airbag. Meskipun ada penolakan dari beberapa pembuat mobil, karena dapat meningkatkan biaya produksi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Toyota dan Suzuki Mulai Produksi Mobil Hybrid di India
Toyota Motor Corp dan Suzuki Motor Corp menyatakan akan memulai produksi mobil hybrid di India. Dikatakan oleh raksasa otomotif asal Jepang tersebut, teknologi ramah lingkungan itu menjadi yang paling cocok di pasar saat ini.
Disitat Reuters, sebuah pabrik Toyota di India Selatan, pada Agustus akan mulai membangun SUV hybrid yang dikembangkan oleh Suzuki.
Dua power train akan tersedia, yaitu hybrid ringan dari Suzuki dan hybrid penuh dari Toyota. Dalam hybrid ringan, baterai hanya membantu kerja piston mesin tanpa mode listrik layaknya hybrid penuh.
Membangun model hybrid tersebut, merupakan bagian dari kemitraan yang lebih luas yang dibentuk antara dua pembuat mobil Negeri Samurai pada 2017.
Model yang diproduksi nanti, akan dijual di pasar domestik dan juga diekspor ke pasar luar negeri, termasuk Afrika.
Toyota sendiri telah mendapatkan banyak kritik, karena sebagai produsen mobil terbesar berdasarkan penjualan terasa lamban dalam melakukan transmisi ke kendaraan listrik penuh (BEV).
Advertisement