Investasi BYD di Indonesia Tunggu Aturan Insentif Pajak Impor Mobil Listrik

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, realisasi perusahaan otomotif asal China, BYD tengah menunggu aturan insentif pajak impor mobil listrik

oleh Arief Aszhari diperbarui 16 Sep 2023, 14:02 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2023, 14:02 WIB
Jajaki Potensi Investasi, Indonesia Tandatangani MoU dengan Raksasa Mobil Listrik BYD
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan melihat simulasi mobil listrik di sela acara penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Indonesia dengan Raksasa Mobil Listrik BYD di Shenzhen, Tiongkok (25/05/2023). (Liputan6.com/HO/Kemenkomarves)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, realisasi perusahaan otomotif asal China, BYD tengah menunggu aturan insentif pajak impor mobil listrik. Aturan yang dimaksud, adalah revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 soal kendaraan listrik.

Dalam regulasi yang baru ini, nantinya investor dipersilahkan masuk ke Indonesia, dengan melakukan impor mobil listrik dalam keadaan utuh atau completely built up (CBU). Namun, ada komitmen terkait perakitan kendaraan secara lokal.

"Kami berharap peraturannya bisa keluar bulan ini. BYD saya kira nanti kalau peraturannya sudah selesai, di Perpresnya keluar, Insya Allah akan segera," ujar Menko Luhut di Jakarta, belum lama ini.

Hal senada juga sempat dilontarkan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. Ia berharap kebijakan pengenaan bea masuk atau pajak impor untuk CBU mobil listrik 0 persen bisa dikeluarkan tahun ini.

Harapan itu dipupuk lantaran pajak impor CBU mobil listrik 0 persen bakal turut mendatangkan investor-investor besar produsen mobil listrik, semisal Tesla hingga BYD.

Komitmen Pemerintah

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, Indonesia bakal memberi keringanan bebas pungutan bea masuk tersebut hingga 2026. Hasilnya, ia mengaku sudah ada sederetan investor besar yang siap masuk ke Tanah Air.

"Maunya tahun ini, karena kita mau secepat-cepatnya investor masuk. Karena program insentif ini kalau di negara-negara lain sampai 2025, kalau di Indonesia sampai 2026. Kita mau mereka segera masuk berbondong-bondong," ujarnya beberapa waktu lalu.

Indonesia Bakal Bikin Mobil Listrik Merek Nasional Bersama Perusahaan China

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan telah merangkul perusahaan asal China, Geely untuk buat mobil listrik nasional merek Indonesia. Nantinya, kendaraan ramah lingkungan tersebut, juga akan diproduksi secara lokal.

Negosiasi dengan Geely ini sendiri, dijelaskan Luhut telah dibicarakan sejak beberapa bulan lalu.

"Tapi puncaknya 2 hari lalu, saya tanya mereka, bisa enggak kalau join research buat dengan Indonesia untuk buat mobil EV di Indonesia. Mereka bilang bisa, dan kita sedang bicara teknis sekarang. Presiden (Jokowi) juga setuju," ujar Menko Luhut di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Luhut juga menyebut dirinya telah melihat tempat produksi mobil listrik Geely, yang jadi salah satu produsen otomotif terbesar di China.

Ia pun menawarkan kesepakatan dengan Geely untuk merakit electric vehicle di Indonesia. Pemerintah nantinya akan menyodorkan nickel ore kepada mereka untuk diolah menjadi precursor untuk baterai lithium.

"Kemarin datang ke saya offer dia, eh kamu mau enggak bikin di Indonesia, tapi jadi merk Indonesia, tapi research dengan Indonesia. Dia bilang mau, kami akan supply kamu dengan nickel ore. Kapan lagi kita punya mobil Indonesia, jadi riset bersama kita buat," ungkapnya.

Infografis 4 Hal Positif untuk Kesembuhan Pasien Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Hal Positif untuk Kesembuhan Pasien Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya