Liputan6.com, Surabaya - Pilkada Surabaya ditunda sampai 2017. Karena hanya ada satu pasangan, yakni calon incumbent Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana yang diusung PDIP. PDIP pun dituding berperan dalam soal ini. Â
Ketua Pokok Sekretariat Bersama Koalisi Majapahit, AH Thony‎ menegaskan, ditundanya Pilkada Surabaya karena kesalahan PDIP. Thony mengatakan, partai yang dipimpin Megawati itu melakukan permainan politik di tingkat elite dan mencoba memecah belah koalisi Majapahit.Â
"Saya tidak menuduh, tapi keputusan PAN dan Demokrat merekomendasi calon lawan bukan kewenangan pengurus di tingkat Kota.  Artinya ada kekuatan politik yang lebih besar yang mengendalikan. Jadi bukan kesalahan Koalisi Majapahit, " kata Thony kepada wartawan di Surabaya, Selasa (4/8/2015)
Advertisement
Thony menambahkan, sampai saat ini Koalisi Majapahit tetap solid. Pihaknya bersikeras keputusan tidak mencalonkan pasangan dikarenakan belum ada figur yang dianggap mampu bersaing.Â
"Kita sudah melakukan semua tahapan. Â Masak dipaksakan calon boneka sebagai pelengkap. Sama juga bohong dan menipu masyarakat Surabaya, " tandas Thony.
Sebelumnya, Haries Purwoko, pengusaha yang juga ketua Organisasi Masyarakat Pemuda Pancasila menyatakan mundur dari pencalonan sebagai calon Wakil Walikota Surabaya.Â
Selain itu, hingga batas akhir yang ditetapkan KPU, yakni pukul 23.59 Wib, Senin 3 Agustus 2015 pasangan yang diusung PAN dan Demokrat itu belum menampakkan batang hidung mereka.
Awalnya, Haries sudah hadir dan mendaftar di kantor KPU setempat, berpasangan Ketua Harian KONI Jawa Timur Dhimam Abror. Haries tiba-tiba saja 'menghilang' dari kantor KPU dan meninggalkan pasangannya itu pada Senin sore 3 Agustus 2015.Â
Keduanya adalah pasangan bakal calon Walikota dan Wakil Walikota Surabaya yang diusung koalisi Partai Demokrat dan PAN di menit-menit terakhir perpanjangan masa pendaftaran. (Ron/Yus)
Â