Nasdem Tolak Pinangan Koalisi Majapahit di Pilkada Surabaya

Penolakan itu lantaran calon lain yang masuk pilihan Koalisi Majapahit dinilainya memiliki kapabilitas yang lebih baik darinya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 01 Agu 2015, 18:31 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2015, 18:31 WIB
Tahapan Pilkada Serentak 2015
Komisi Pemilihan Umum (KPU) meresmikan pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah (pilkada) secara serentak pada 2015 di Kantor KPU Pusat.

Liputan6.com, Surabaya - Pasangan bakal calon Syamsul Arifin-Vinsensius Awey yang diusung Koalisi Majahapahit gagal maju dalam Pilkada Surabaya. Hal ini lantaran Vinsensius yang merupakan politisi Partai Nasdem ini menolak tawaran dari koalisi tersebut.

"Jadi pasangan Syamsul-Awey ini tidak akan berlanjut. Intinya, saya menolak tawaran mereka," kata Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Partai Nasdem Surabaya Vinsensius Awey di Surabaya, Sabtu (1/8/2015).

Vinsensius mengatakan beberapa perwakilan dari Koalisi Majapahit telah mengunjungi kantor Dewan Pimpinan Wilayah Nasdem Jawa Timur, Jalan Kartini Surabaya. Mereka di antaranya Ketua DPD Golkar Surabaya M Alyas, Ketua DPC Gerindra Surabaya Sutadi, Ketua DPD PAN Surabaya M Surat, Ketua DPC Demokrat Surabaya Hartoyo, Ketua DPD PKS Surabaya Ibnu Sobir.

Meski baru sebatas wacana, Vinsensius mengaku masih belum bersedia untuk mendampingi Syamsul. "Secara pribadi, saya belum meng-iyakan tawaran Syamsul itu," ucap dia.

Penolakan tawaran itu lantaran calon lain yang masuk pilihan Koalisi Majapahit dinilainya memiliki kapabilitas yang lebih baik darinya. Sehingga ia menyadari tak pantas menerima tawaran itu.

"Kemampuan mereka, tingkat elektabilitas dan popularitas mereka jauh di atas saya, sehingga saya cukup sadar diri untuk tidak menerimanya," ujar dia.

"Dan sampai detik ini kami tidak mendukung pihak manapun, baik pasangan yang diusung PDIP maupun barisan Koalisi Majapahit," imbuh Vinsensius.

Meski begitu, dia meyakini sikap politik Partai Nasdem memiliki kesamaan pandangan dengan Koalisi Majapahit. Yakni menolak pasangan boneka atau pasangan abal-abalan yang diusung parpol manapun.

"Alasannya, itu (pasangan boneka) sangat mencederai wajah demokrasi Indonesia, sehingga kami menolak segala upaya yang berkaitan dengan pasangan Boneka itu," tukas Vinsensius. (Ali/Rmn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya