Liputan6.com, Jakarta - Jaringan Ganjar Nusantara (Jaga NU) Kabupaten Brebes, Jawa Timur (Jatim) menyerukan agar Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 di seluruh Indonesia pada hari ini, Rabu (14/2/2024) dapat berjalan jujur dan adil (jurdil) untuk menjaga kerukunan dan mencegah korban jiwa. Hal ini disampaikan Ketua Jaga NU Brebes KH Muslih Tohari Rois.
"Ini berkaca pada pengalaman Pemilu sebelumnya 2019 membuat publik prihatin dengan banyaknya jatuh korban jiwa dalam penyelenggara Pemilu," ujar Muslih melalui keterangan tertulis, Rabu (14/2/2024).
Dia mengatakan, Pemilu yang tidak dilaksanakan dengan jujur dan adil akan memicu ketegangan dan secara psikologis menciptakan psikologi chaos yang semakin menambah beban mental bagi penyelenggara yang pada dasarnya orang-orang bermoral baik.
Advertisement
Oleh karena itu, Muslih berharap agar Pemilu 2024 ini berlangsung jujur dan adil tanpa represifitas psikologis sehingga penyelenggara bisa menjalankan tugasnya dengan leluasa dan merdeka pikiran dan hatinya.
"Jika pemilu ini Jurdil insyaAllah hasilnya mampu melahirkan pemimpin-pemimpin yang membawa kemajuan bangsa Indonesia," ucap dia.
Menurut Muslih, belajar dari yang terjadi di Pemilu 2019 lalu terdapat 894 petugas KPPS meninggal dunia, maka harus berdoa dan ikhtiar agar tidak lagi pemilu makan korban jiwa entah oleh sebab apa pun.
"Tentu kita jangan menjadi bangsa yang bodoh yang tidak mampu memetik hikmah dari sejarah dan pengalaman yang sudah ada di Pemilu sebelumnya, salah satu ikhtiar itu haruslah menjaga suasana Pemilu jujur dan adil sehingga tenang hati penyelenggara atau petugas menjalankan tugasnya," terang dia.
Hindari Kelelahan Mental
Lebih lanjut, Muslih mengatakan, salah satu ikhtiar manusia selain berdoa, tetapi tentu menjalankan prosedur yang baik dalam setiap hal termasuk dalam Pemilu.
"Selain menghindarkan kecapekan mental di tengah beban kerja yang tinggi, juga untuk menjaga kualitas demokrasi benar-benar terjamin. Kondisi itu bisa turut membantu penciptaan kondisi nyaman bagi penyelenggara sehingga terhindar dari keletihan berlebih dan berujung meninggal dunia," papar dia.
Untuk itu, lanjut Muslih, penting bagi kita semua berdoa seraya memohon kepada Tuhan agar Pemilu 2024 dapat berjalan lancar dan damai. Salah satunya, doa bersama atau istighosah yang sudah dilakukan oleh Pengajian Kaum Sarung Abang di Brebes.
"Istighosah kali ini meminta dan mengetuk pintu langit, agar Allah SWT. Melindungi bangsa Indonesia dari perpecahan, dan pemilu hari ini dapat diselenggarakan dengan jujur dan adil," tandas Muslih.
Advertisement
Diduga Kelelahan Ikuti Persiapan Pemilu 2024, Petugas KPPS di Magetan Jatim Meninggal Dunia
Sebelumnya, seorang petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), Rita Setyaningsih (41), warga Maospati, Magetan, dilaporkan meninggal dunia diduga akibat kelelahan setelah mengikuti kegiatan persiapan Pemilu 2024.
Rita meninggal pada Senin 12 Februari 2024, sehari setelah mengikuti rapat KPPS untuk persiapan pemilu. Dia diketahui memiliki riwayat penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Ketua KPU Kabupaten Magetan Fahrudin menyampaikan belasungkawa mendalam kepada almarhumah dan KPU RI akan memberikan perhatian kepada para petugas penyelenggara pemilu yang jatuh sakit atau meninggal dunia saat bertugas.
"KPU mengucapkan belasungkawa dan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya almarhumah Rita Setyaningsih," ujar Fahrudin, Rabu (14/2/2024).
Rita Setyaningsih merupakan anggota KPPS di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 014 Kelurahan Maospati, Kecamatan Maospati, Magetan. Dia juga tercatat aktif sebagai staf di Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Magetan.
Almarhumah sempat mengikuti serangkaian kegiatan persiapan pemungutan suara selama tiga hari berturut-turut, sejak Jumat 9 Februari 2024 hingga Minggu malam 11 Februari 2024.
Pada Minggu malam 11 Februari 2024 sekitar pukul 21.00 WIB, Rita mulai mengeluhkan pusing, tangan sebelah kanan kaku dan tangan sebelah kiri lemas.
Rita kemudian dibawa ke Unit Gawat Darurat RSAU Efram Harsana Lanud Iswahjudi Maospati, Magetan. Namun, pada Senin pagi sekitar pukul 04.00 WIB, Rita dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit tersebut.
Mengenai pengganti anggota KPPS yang meninggal, KPU Magetan akan melakukan penggantian dengan menunjuk orang lain yang juga warga setempat.
"Akan ada pengganti antarwaktu (PAW) untuk menggantikan tugas almarhumah," kata Fahrudin.
Guna mencegah kejadian serupa, KPU Kabupaten Magetan akan memberikan makanan tambahan serta vitamin kepada belasan ribu petugas KPPS setempat. Fahrudin berharap kejadian tersebut tidak terjadi pada petugas KPPS lainnya dan semua anggota penyelenggara pemilu dapat bertugas dengan lancar hingga selesai.
Seorang Anggota KPPS di Sukabumi Meninggal, KPU Pastikan Netralitas dalam Tunjuk Pengganti
Sebelumnya, salah seorang anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) 2024 bernama Hendra Lesmana, pada KPPS 17 di Kelurahan Cibeureum Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi dikabarkan meninggal dunia.
Hal itu dikonfirmasi oleh Ketua KPU Kota Sukabumi Imam Sutrisno. Ia menuturkan, informasi KPPS meninggal tersebut diterimanya pada Sabtu 10 Februari 2024 lalu. Pihaknya memastikan penggantian anggota tersebut dengan mekanisme pemilihan langsung.
"Kami lakukan langsung mengambil mekanisme penunjukan langsung untuk penggantian sudah dijadwalkan terhadap penggantinya. Kemudian adapun hak hak dari almarhum yang bersangkutan yang meninggal itu juga sudah langsung kami urus kami tindaklanjuti," ujar Imam saat dikonfirmasi pada Selasa 13 Februari 2024.
Pihak KPU menyampaikan turut berduka atas kabar tersebut. Disinggung soal kondisi atau penyebab kematian, Imam mengungkap, bahwa anggota KPPS meninggal bukan dalam kegiatan bekerja.
"Waktu itu kalau enggak salah beliau ini sore hari berangkat ke pengajian kejadiannya, kalau enggak salah di lokasi pengajian. Tapi yang penting untuk digarisbawahi bahwa kami berbela sungkawa," ujarnya.
Dia menyampaikan, dalam Pemilu 2024 anggota KPPS di tiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) berjumlah 7 orang. Sebab itu, mekanisme penggantian segera dilakukan dengan penunjukan langsung dengan memperhatikan aspek penting.
"Karena kalau seleksi sudah tidak mungkin. Namun, saya juga mengimbau dalam proses penunjukan langsung ini tetap diperhatikan aspek-aspek penting. Misalnya, perhatikan bahwa calon penggantinya tidak terdaftar dalam sipol, tidak menjadi bagian dari partai politik,harus netral," ucap Imam.
Lebih lanjut, pihaknya belum bisa memastikan penyebab meninggalnya salah satu anggota KPPS itu karena perlu diagnosis ahli. Kendati demikian, dia memastikan KPPS tersebut sudah dijamin BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapat santunan.
Advertisement