Survei UI: Ahok Paling Direkomendasikan Pakar Jadi Gubernur DKI

Pakar hukum tata pidana Yusril Ihza Mahendra merupakan tokoh paling tidak direkomendasikan menjadi gubernur DKI.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 01 Agu 2016, 16:52 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2016, 16:52 WIB
20160719- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Ahok- Herman Zakharia
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat menerima kunjungan pemain dan kru film 3 Srikandi, Jakarta, Selasa (19/7). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (LPP UI) merilis survei opinion leader, untuk menakar kandidat yang akan maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Respondennya adalah 206 pakar dari berbagai bidang, baik pengamat pemerintahan, politik, manajemen, perkotaan, transportsasi, wartawan, maupun tokoh masyarakat.

Ketua LPP UI Hamdi Muluk mengatakan, survei ini menilai dua dimensi terpenting yang harus dimiliki oleh pemimpin politik, yaitu kapabilitas dan karakter personal.

Hasilnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mendapatkan 79,74 persen sebagai tokoh yang paling direkomendasikan sebagai prioritas utama menjadi Gubernur Jakarta.

"Ahok mendapatkan 79,74 persen sebagai tokoh yang paling direkomendasikan sebagai prioritas utama menjadi Gubernur Jakarta," ucap Hamdi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (1/8/2016).

Sementara itu, dari survei yang diadakan dari 13 Juni sampai 28 Juli itu, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menduduki posisi kedua dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma, menduduki posisi ketiga.

"Ridwan Kamil 38,88 persen. Sedangkan Tri Rismaharini 38,67 persen," tegas Hamdi.

Dia juga menuturkan, survei tersebut juga mencari tokoh yang tidak direkomendasikan menjadi gubenur DKI Jakarta bila Pilkada DKI Jakarta hari ini.

Hasilnya, pakar hukum tata pidana Yusril Ihza Mahendra merupakan tokoh paling tidak direkomendasikan dengan mendapat 43,8 persen.

"Sementara Sandiaga Uno di posisi kedua sebanyak 29,78 persen dan Sjafrie Sjamsoeddin sebanyak 17,3 persen," Hamdi menandaskan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya