Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 73 Pegawai Harian Lepas (PHL) Dinas Kebersihan DKI Jakarta atau Pasukan Oranye diskors. Gara-garanya, mereka mengikuti kampanye salah satu pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
"Mereka ikut kampanye pasangan nomor satu," kata Kepala Dinas Kebersihan Isnawa Adji saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (24/11/2016).
Karena diskors, puluhan petugas kebersihan itu pun tidak diperbolehkan bekerja dan menerima gaji sampai kontrak kerja mereka berakhir.
Advertisement
Terkait hal ini, Juru Bicara Tim Sukses Agus Yudhoyono-Sylviana Murni, Rico Rustombi mengatakan, seharusnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melihat lebih mendalam dulu kasus tersebut sebelum menjatuhkan skorsing.
"Mungkin mereka hanya berfoto biasa dan tidak tahu risikonya. Lebih arif dan bijak saja sebelum menjatuhkan skorsing, yang mungkin belum tentu benar mereka mendukung paslon tertentu. Kasian rakyat butuh pekerjaan dan kalau diskorsing tentu akan kehilangan pekerjaan dan penghasilan," ujar Rico kepada Liputan6.com, Kamis (24/11/2016), di Jakarta.
Masih kata Rico, Pemda sebaiknya melihat latar belakang pengambilan foto pasukan oranye tersebut, guna melihat apakah benar mereka berfoto di spanduk itu untuk mendukung salah satu pasangan calon di Pilkada DKI.
Puluhan petugas yang biasa menjaga kebersihan sungai dan kali di Jakarta itu berfoto sambil mengacungkan jari dan spanduk pasangan calon nomor urut satu. Dalam foto tersebut, mereka mengenakan seragam oranye lengkap dengan peralatan.
Puluhan pasukan oranye tersebut ikut kampanye pada Senin, 21 November 2016 sore. Mereka yang ikut berasal dari PHL Kecamatan Kemayoran (38 orang) dan Kecamatan Johar Baru (35 orang).
"Mereka berfoto sambil acungkan jari dan spanduk pasangan calon nomor urut satu, pakai seragam oranye lengkap dengan peralatan," kata Isnawa.