Liputan6.com, Yogyakarta - Pilkada serentak tinggal menunggu waktu. Berbagai upaya dilakukan pasangan calon untuk meyakinkan masyarakat bahwa mereka adalah pasangan yang tepat untuk dipilih dalam Pilkada.
Seperti yang dilakukan paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta nomor urut 1, Imam Priyono dan Achmad Fadli. Mereka menandatangani kontrak politik dengan elemen relawan dari Komunitas Jogja Bangkit yang berasal dari berbagai ragam latar belakang keilmuan, akademisi, budayawan, dan pakar dari beragam keahlian.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang menyaksikan langsung penandatanganan kontrak politik "Gerakan Jogja Berbudaya" menjadi saksi dari sembilan poin yang dijanjikan Imam-Fadli untuk menjadikan Yogyakarta sebagai Kota Cerdas Berbudaya.
Advertisement
Kesembilan poin itu adalah pemerintahan yang bersih berbudaya, pendidikan untuk semua, kesehatan untuk semua, ekonomi kreatif berkelanjutan, kota hijau hemat energi, tata ruang menuju kota berkelanjutan, aksesibiltas dan konektivitas, pariwisata berbasis budaya, dan teknologi untuk kesejahteraan warga.
"Kontrak politik ini sebagai komitmen wujudkan kota Jogja berbudaya, kota revolusi dan kota pendidikan bagi semua yang berbasis kebudayaan. Yogyakarta yang terkenal dengan filsafat dan kehidupan masyarakat yang rukun, akan mematrikan tekad kita bersama wujudkan Jogja cerdas berbasis budaya," kata Hasto, Minggu, 5 Februari 2017.
Wulfram Ervianto dari Komunitas Jogja Bangkit menyatakan gerakan Jogja Berbudaya menawarkan alternatif solusi bagi kota Yogyakarta di masa depan.
Menurut dia, kota Yogyakarta harus memanfaatkan perkembangan teknologi yang dipadukan dengan nilai budaya Jawa, sehingga kota Yogyakarta dapat menjadi Kota Cerdas berbasis budaya.
Bagi dia, kota yang cerdas bukan berarti hanya bertumpu pada penggunaan teknologi, tetapi juga bertumpu pada kecerdasan warganya dalam membangun kota.
"Sekolah inklusif, penerbitan Kartu Jogja Cerdas, pembangunan kesehatan yang bisa diakses oleh semua warga termasuk difabel, pengembangan perekonomian kreatif dan upaya melahirkan wirausaha muda dari UMKM dan mewujudkan kota Yogyakarta yang hijau penting diwujudkan," kata dia.
Sementara itu, Imam-Fadli menyatakan keduanya serius dalam menjalankan komitmen yang tertuang dalam kontrak politik. Menurut Imam, sebagai kota pelajar, ada banyak sumber daya manusia yang harus terus dipertahankan Kota Yogyakarta. Untuk itu, butuh program pendidikan yang mendasar untuk melandasi sumber daya manusia.
"Saya berterima kasih atas perhatian yang besar dan respon positif dari publik Yogyakarta, gerakan Jogja cerdas berbasis budaya, dikenal sebagai kota pelajar. Ada kebutuhan dasar bidang kesehatan dan pendidikan yang jadi komitmen kuat kami untuk diwujudkan, lewat Kartu Jogja Cerdas dan Jogja Sehat," kata Imam Priyono.