Terkuak, Kronologi Pembagian Mi Instan Gratis di Pilkada Banten

Begini cara tim pemenangan paslon nomor urut satu di Pilkada Banten melancarkan politik uang dengan membagi-bagikan mi instan.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 09 Mar 2017, 08:22 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2017, 08:22 WIB
Politik Uang
Terkuak, Kronologis Pembagian Mi Instan Gratis di Pilkada Banten

Liputan6.com, Serang - Sidang dugaan politik uang dalam Pilkada Banten yang menggunakan barang berupa mi instan bergambar pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH)-Andika Hazrumy (Aa) resmi disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Serang, Rabu, 8 Maret 2017.

Sih Kanti Utami, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Sentra Penegakkan Hukum Terpadu (Gakkumdu) menjabarkan kronologi mengenai politik uang yang dilakukan tim kampanye pasangan nomor urut satu ini jelang Pilkada Banten, 15 Februari 2017 lalu.

"Sebelum (mi instan) disalurkan kepada warga Bumi Ciruas Permai, tim pemenangan pasangan WH-Andika bernama Rahmat dan Ahyani alias Yani menemui tersangka Hidayat Wijaya Dipura (40) dan Afrizal Nur CH (51) tenaga sukarela di Kecamatan Ciruas, bertemu di Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kantor Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang pada Januari 2017 pukul 21.00 WIB," kata Kanti saat membacakan dakwaan di Pengadilan Negeri Serang, Rabu, 8 Maret 2017.

Kanti menyebutkan dalam pertemuan tersebut, Rahmat yang kini menjadi buronan meminta Dayat dan Rizal agar memenangkan pasangan calon WH-Andika pada Pilkada Banten, 15 Februari 2017. Dayat dan Rizal pun menyanggupi permintaan Rahmat.

Mereka juga memperkenalkan lembaga yang dipimpinnya, yakni Komunitas Warga Ciruas (Kwaci). Dayat dan Rizal menegaskan lembaga ini siap mendukung pasangan WH-Andika.

Kemudian, lanjut Kanti, paket mi diterima tersangka Dayat di rumahnya di Taman Ciruas Permai (TCP) Blok M1 Nomor 34 RT 005/004, Desa Pelawad, Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang.

Pada persidangan yang dipimpin oleh Majelis Hakim Dasriawati, terungkap pada Senin 13 Februari 2017 sekitar pukul 10.00 WIB utusan dari Rahmat datang menemui Hidayat dan Rizal untuk memberikan 10 paket besar berisikan 1.250 bungkus mi instan untuk dibagikan kepada warga.

"Setelah menerima paket mi instan berstiker WH-Andika, siangnya sekitar pukul 12.00 WIB, Dayat kemudian menemui Rizal di jalan tak jauh dari Bumi Ciruas Permai, Ranjeng, Kecamata Ciruas, Kabupaten Serang," ujar Kanti.

"Dayat menanyakan akan dibagikan ke mana paket mi tersebut. Rizal megatakan bahwa ia akan membagikan kepada warga di lingkungannya di Bumi Ciruas Permai," lanjut Kanti membacakan dakwaan.

Rizal pun membawa barang tersebut kerumahnya yang berlokasi di Bumi Ciruas Permai (BCP) 1 Blok C 15 Nomor 20, RT 011/004, Desa Ranjeng, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang.

Selanjutnya tanggal 14 Februari 2017 sekitar pukul 18.30 WIB, Rizal menemui Ketua RT, Sarmedi, untuk meminta membantu mendistribusikan paket mi instan kepada warga. Namun, Sarmedi menolak dengan alasan takut.

"Kendati demikian, Rizal tetap menyimpan paket mi di teras rumah Sarmedi dan kemudian malam harinya diambil oleh anak-anak dan orangtua warga sekitar rumah Sarmedi," tegas jaksa.

Akibat aksinya di Pilkada Banten tersebut, Dayat dan Rizal diancam Pasal 187A ayat (1) Jo ayat (2) UU RI No 10/2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Ancaman hukumannya minimal 36 bulan maksimal 72 bulan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya