Liputan6.com, Jakarta - Cyrus Network merilis hasil survei pra pilkada Jawa Barat (Jabar) 2018. Hasilnya, terdapat persaingan ketat untuk mendapatkan dukungan, khususnya pada pasangan Ridwan Kamil - Uu Ruzhanul Ullum dan Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi.
Managing Director Cyrus Network Eko Dafid Afianto mengatakan, selisih dukungan elektoral di antara kedua pasangan tersebut hanya terpaut sekitar 5 persen.
Berdasarkan survei, masyarakat paling banyak memilih Ridwan Kamil-Uu (Rindu) dengan angka 45,9 persen. Disusul Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (Duo DM) dengan angka 40,9 persen.
Advertisement
"Sementara itu, pasangan Sudrajat-Syaikhu dan TB Hasanudin-Anton masing-masing baru mendapatkan dukungan sebesar 5 persen dan 2 persen," ucap Eko ketika memaparkan hasil surveinya di The Promenade Building, Jakarta Selatan, Senin (5/2/2018).
Dalam survei tersebut masih terdapat 5,2 persen responden yang belum memutuskan pilihannya di Pilkada Jabar 2018 dan 0,5 persen yang tidak menjawab.
Begitu juga ketika responden diberikan pertanyaan terbuka untuk menjawab siapa yang akan mereka pilih sebagai Gubernur Jabar tanpa diberi opsi pilihan. Hasilnya, Ridwan Kamil tetap dipilih masyarakat paling besar untuk menjadi Gubernurnya, yakni sebesar 33,6 persen.
Selanjutnya ada nama Deddy Mizwar sebesar 23,5 persen, dan Deddy Mulyadi sebesar 5,3 persen.
"Aher 2,5 persen, Yusuf M Effendi 2,0 persen, Sudrajat 1,7 persen, Uu 1,2 persen, Tubagus Hasanudin 1,2 persen, dan Ahmad syaikhu 0,9persen," ujar Eko.
Terdapat juga masyarakat yang memilih lainnya sebesar 5,5 persen dan tidak menjawab sebesar 22,6 persen.
Â
Duo DM Populer
Kendati demikian, berdasarkan aspek popularitas, Duo DM justru dianggap masyarakat paling populer. Pasangan itu dipilih sebesar 98,5 persen oleh responden.
Pasangan Rindu yang dari awal menempati posisi pertama, kali ini dari segi popularitas menempati posisi ke dua dengan 81,3 persen.
"2 pasangan lainnya, Sudrajat-Syaikhu sebesar 28,4 persen dan Tubagus Hasanudin - Anton sebesar 25,3 persen," ucap Eko.
Hal senada terlihat dari segi likeabilitas atau tingkat kesukaan. Kali ini Duo DM juga menempati posisi pertama dengan persentase sebesar 97,1 persen.
Kemudian sama halnya dengan aspek popularitas, pasangan Rindu menempati posisi ke dua dengan persentase sebesar 77,6persen.
Setelahnya pada posisi ke 3, terdapat pasangan Sudrajat - Ahmad Syaikhu dengan persentase 27,8 persen dan Tubagus Hasanuddin - Anton Charliyan sebesar 24,0 persen.
"Dalam aspek efisiensi, ke empatnya memiliki hasil yang tinggi. Duo DM 98,6persen, Rindu 95,4 persen, Sudrajat-Syaikhu 97,9 persen, dan Tubagus Hasanuddin - Anton 94,9 persen," kata Eko.
Â
Advertisement
Wilayah Pemilihan
Cyrus Network membagi wilayah pemilihan di Jawa Barat dengan 4 Wilayah Pembangunan. Gunanya, untuk melihat peta persebaran para pemilih.
Pada Wilayah Pembangunan 1 yang meliputi Bogor Raya, Sukabumi, Cianjur, dan Depok juga Wilayah Pembangunan 4 yang meliputi Bandung Raya, Tasik, Garut, Ciamis, dan Pangandaran, berhasil diungguli oleh pasangan Ridwan Kamil-Uu dengan persentase berturut-turut 48,5persen dan 60,9persen.
Sedangkan pada wilayah pembangunan 2 yaitu daerah Bekasi Raya, Purwakarta, Karawang, dan Subang serta Wilayah Pembangunan 3 yang meliputi Cirebon Raya, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan berhasil diungguli oleh pasangan Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi dengan persentase berturut-turut 56,8persen dan 44,4persen.
Meskipun begitu, hasil survei ini masih dianggap dinamis karena sebanyak 69,7 persen responden mengaku masih dapat merubah pilihannya.
"Yang sudah merasa yakin dengan pilihannya masih sekitar 30,3 persen,"
Dinamisnya hasil survei tersebut, dianggap Philips J. Vermonte, Executive Director Centre for Strategic and International Studies (CSIS) sebagai sinyal masih adanya ruang yang besar bagi Sudrajat-Syaikhu dan Tubagus Hasanuddin-Anton untuk mengejar ketertinggalan mereka.
Ia menyebutkan, pilihan masyarakat nantinya masih dapat berubah. Khususnya, dikarenakan aspek efisiensi yang mereka dapatkan dari survei tersebut cukup tinggi.
"Buat 2 pasangan itu, aspek efisiensi mereka tinggi, jadi masih ada ruang yang besar untuk mereka mengejar. Begitu juga dari kemantapan pilihan masyarakat masih rendah, masih goyang, sekitar 60% pilihan masih bisa berubah," ujarnya.
Survei dilakukan pada 16 - 22 Januari 2018. Sampel responden sejumlah 1.000 orang, dengan teknik multistage random sampling. Tingkat keyakinan survei sebesar 95 persen dan margin of error sebesar 3,1 persen.