Gerindra Nilai Koalisi Jokowi Bisa Pecah karena Berebut Cawapres

Gerindra menilai, koalisi partai pendukung Jokowi juga belum kompak. Partai poros Jokowi, belum pernah berkumpul membahas konsolidasi koalisi.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Apr 2018, 04:11 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2018, 04:11 WIB
Pakai Sarung dan Peci, Jokowi Buka Muslim Fashion Festival 2018
Presiden Joko Widodo atau Jokowi foto bersama pengunjung saat menghadiri pembukaan Muslim Fashion Festival (Muffest) Indonesia Tahun 2018 di JCC, Kamis (19/4). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono menilai, jika Joko Widodo atau Jokowi salah mengambil keputusan soal calon wakil presiden (cawapres), akan berpengaruh terhadap kesolidan koalisi pendukungnya. Sebab, tiap partai pendukung Jokowi mulai bermanuver menawarkan kader mereka menjadi cawapres.

"Ya bisa jadi. Makanya menurut saya itu akan jadi masalah," kata Ferry di Kampus UI, Salemba, Jakarta, Jumat (20/4/2018).

Dia menilai, partainya bersama PAN dan PKS sudah teruji menyelesaikan perbedaan-perbedaan sikap politik. Sedangkan, koalisi partai pendukung Jokowi belum kompak dan belum pernah berkumpul membahas konsolidasi koalisi.

"Malah kelihatan terjadi persaingan antara PPP Romi dengan Cak Imin, sementara kita semua tahu bahwa PDIP kemungkinan akan usulkan nama tertentu, Golkar akan usulkan nama tertentu. Kalau kami di kubu Gerindra, PKS, PAN relatif lebih progresif," kata Ferry.

Dia menambahkan, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto tak keberatan menggandeng kader PKS jadi cawapres. Partainya tengah mengkaji peluang menduetkan satu dari sembilan kader PKS dengan Prabowo.

"Oh enggak dong, sangat enggak keberatan. Malah itu jadi pertimbangan utama kita," kata Ferry.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penilaian 9 Cawapres PKS

Kenakan Jaket Jeans, Presiden Jokowi Tinjau IIMS 2018
Presiden Joko Widodo mencoba pre-prototype Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) Kiat Mahesa Wintor pada Indonesia International Motor Show 2018 yang diselenggarakan hingga 29 April di JIExpo, Jakarta, Kamis (19/4). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Ferry menyebut ada beberapa nama dari 9 kader PKS yang layak mendampingi Prabowo. Misalnya saja, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan mantan Presiden PKS Anis Matta.

Aher, menurut Ferry, merupakan pemimpin yang berprestasi di Jawa Barat. Selain dipercaya dua periode memerintah Jawa Barat, Aher juga banyak menerima penghargaan atas kinerjanya.

Selain itu, dia menyebut, Aher punya kedekatan dengan Prabowo. Aher diketahui pernah bertugas sebagai Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta di 2014 dan membawa pasangan itu meraih 60 persen suara Jabar.

"Ada Aher, orang yang berprestasi 2 kali sebagai Gubernur Jabar. Jabar meskipun ada kekurangannya tapi relatif jauh lebih baik dibanding Jateng. Kemudian penghargaan yang diterima Aher juga banyak," ungkapnya.

Sementara Anis Matta, Ferry menilainya juga memiliki kedekatan dengan Prabowo. Saat Pemilu 2014, Prabowo dan Anis ikut berkontribusi besar memperjuangkan Prabowo-Hatta.

"Itu dia 2014 kan presiden PKS yang keliling selalu dekat Prabowo. Jadi Prabowo sebenarnya enggak ada masalah dengan nama-nama yang diusulkan oleh PKS itu," tandasnya.

 

PKS telah memiliki 9 kandidat presiden dan wakil presiden yang berasal kadernya sendiri. Kesembilan nama tokoh merupakan hasil kajian dari Majelis Syuro PKS.

Kesembilan nama kader PKS yang masuk bursa kandidat itu adalah Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, Mohamad Sohibul Iman, Salim Segaf Al'Jufrie, Tifatul Sembiring, Al Muzammil Yusuf, Mardani Ali Sera.

 

Reporter: Renald Ghiffari

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya