Gatot Nurmantyo: Indonesia Ibarat Gadis Elok yang Diperebutkan

Gatot mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya karena berada di garis ekuator.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Apr 2018, 17:23 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2018, 17:23 WIB
Pemerintah Beri Sertifikat Pendayagunaan Tanah Terlantar
Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo memberi sambutan saat Hari Tata Ruang Nasional 2017 di Jakarta, Selasa (14/11). Kementerian ATR/BPN mendorong pemanfaatan ruang melalui penerbitan sertifikat pendayagunaan tanah terlantar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo mengutip pernyataan Indonesia bubar tahun 2030 dalam novel Ghost Fleet karangan PW Singer dan August Cole, seperti yang pernah dilakukan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Gatot mulanya memaparkan kondisi dunia saat ini yang tengah mengalami persaingan global.

Kondisi ini dipicu fenomena perubahan di alam dunia. Seperti masalah kekeringan dan pemanasan global. Hal itu, kata Gatot, telah terjadi di Afrika dan berpotensi mendorong migrasi besar-besaran dalam waktu dekat.

"Kalau kita konversi, habisnya bukan 2056, tapi 2030. Dari semua inilah maka kita harus benar-benar mulai melek, mulai lihat, krisis pangan, krisis air, krisis energi. Inilah sebenarnya yang menjadi persaingan yang dicari oleh negara-negara yang tidak mempunyai," papar Gatot saat menjadi pembicara dalam dialog Urun Rembuk Kebangsaan dengan tema "Membangun Optimisme Masa Depan Indonesia dalam Perspektif Nasional dan Global", di Perpustakaan Nasional, Medan Merdeka Selatan,Jakarta Pusat, Rabu (25/4).

Gatot mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negara kaya akan sumber daya karena berada di garis ekuator. Hal inilah yang membuat Indonesia bisa diserbu bangsa asing.

Karena itu, menurut Gatot, bukan hal mustahil Indonesia sudah tidak ada lagi pada 2030, seperti yang ditulis dalam novel Ghost Fleet.

"Dari sini kita harusnya tetap waspada. Mengapa waspada ada yang mengatakan sehingga August Cole mengatakan tahun 2030 Indonesia sudah tidak ada lagi. Pada 2030, Indonesia tidak ada lagi. Latar belakangnya itu tadi karena memang semua orang ingin melihat ibarat gadis elok diperebutkan," jelas Gatot.

"Saya tadi ditanya oleh wartawan 'Apakah bisa?' ya bisa saja, kita kaya, satpamnya tidur, semuanya tidur dirampok untuk menghilangkan jejaknya dibakar rumahnya ya ilang. Wong kita kaya," imbuhnya.

Namun, Gatot menanggapi hal ini lebih optimistis. Sebab, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia dalan keadaan baik. Apalagi berdasarkan geografis, laut Indonesia menjadi jalur perdagangan dunia. Dia menegaskan bahwa hal tersebut harus dibarengi dengan rasa optimistis.

Dia menambahkan, saat ini Indonesia tengah mendapatkan bonus demografi yang menunjukkan usia produktif mencapai 68 persen. Karena itu Gatot mengingatkan bahwa generasi saat ini harus optimistis agar bisa mencapai apa yang telah diprediksi.

"Kita harus optimistis, mengapa optimistis? Prediksi tahun 2050 GDP Indonesia menempati peringkat 4 di dunia. Mengapa orang meramalkan ini bukan meramalkan, tetapi begitu berdasarkan statistik berdasarkan indikasi-indikasi yang ada gambarnya seperti ini tetapi kita jangan tidur kita harus berbuat agar ini bisa terwujud lebih cepat kalau perlu," tegas Gatot.

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya