Klaim Kemenangan Nasdem di Pilkada Dinilai Semu

Menurut Sukron, klaim kemenangan partai dalam Pilkada, sebenarnya ada pada seberapa banyak kader partai sendiri yang terpilih sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jul 2018, 16:04 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2018, 16:04 WIB
Rakernas Partai Nasdem
Ketum Partai Nasdem, Surya Paloh memberi pidato saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV Partai Nasdem di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (15/11). Acara ini juga sekaligus sebagai peringatan HUT ke-6 Partai Nasdem. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Klaim Partai Nasdem sebagai partai yang paling banyak meraih kemenangan dalam Pilkada Serentak 2018 dinilai semu. Hal ini dinilai lantaran kemenangan hanya diukur dari berapa pasangan calon yang didukung partai besutan Surya Paloh tersebut.

"Seharusnya kemenangan dilihat dari berapa kader partai yang berhasil memenangkan pilkada. Bukan jumlah dukungan kepada paslon," kata Direktur Eksekutif Segitiga Institute, M Sukron dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (1/7/2018).

Menurut Sukron, kalau di sejumlah daerah dukungan sebuah partai sifatnya hanya 'menggenapi' syarat dukungan paslon yang didukung partai-partai besar, seharusnya itu tidak perlu diklaim sebagai kemenangan.

"Apalagi dibesar-besarkan. Itu namanya kemenangan semu," imbuh dia.

Menurut Sukron, klaim kemenangan partai dalam Pilkada, sebenarnya ada pada seberapa banyak kader partai sendiri yang terpilih sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah.

"Karena dari sinilah dapat terlihat keberhasilan kaderisasi kepemimpinan partai tersebut," ujar dia.

Dalam pilkada di 17 Provinsi, menurut hasil hitung cepat, Nasdem mendudukan 3 kadernya sebagai gubernur, yakni Viktor Laiskodat (NTT), Herman Deru (Sumsel) dan Ali Mazi (Sultra). Namun, dari 3 politikus tersebut itu hanya Viktor yang benar-benar kader asli NasDem.

Sementara, Herman Deru diketahui masuk Nasdem saat mendaftar sebagai cagub, dan Ali Mazi adalah bekas kader senior Partai Golkar.

"Kalau begini, di mana letak sukses kaderisasi kepemimpinan partainya?" kata Sukron.

Klaim Surya Paloh

KPU Sambangi Partai Nasdem Untuk Verifikasi Faktual
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberi sambutan dalam verifaksi faktual parpol peserta pemilu di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Minggu (28/1). (Liputan6.com/Angga Yunar)

Sebelumnya Ketua Umum Partai Nasdemmengklaim paling banyak menang dalam Pilkada Serentak 2018. Dari pilkada di 17 provinsi, NasDem mengklaim menang di 11 provinsi.

Paloh mengatakan awalnya Nasdem hanya menargetkan menang di 10 provinsi. Pasangan cagub-cawagub yang diusung Nasdem menang di Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Barat, NTT, Sulawesi Tenggara, Papua, dan Maluku.

"Menang di 11 provinsi. Tercapai (target), melebihi sedikit. Tadinya 10 cukup (target awal)," ujar Surya Paloh usai mengikuti hasil perhitungan cepat sejumlah lembaga survei di Kantor DPP Partai NasDem, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 27 Juni 2018.

Paloh menuturkan, Pilkada merupakan proses perjalanan kehidupan demokrasi bangsa Indonesia. Partainya telah mengikuti tiga kali Pilkada. Saat Pilkada pertama, NasDem berada di urutan kedua.

"Pilkada pertama Nasdem bahkan amat bersyukur. Posisinya di rekapitulasi KPU, dari 10 partai politik yang ada di parlemen, NasDem keluar sebagai pemenang nomor dua. Itu hal yang cukup patut disyukuri," ujar dia.

Posisi kedua juga kembali diraih saat kedua kali mengikuti Pilkada. Dia pun optimis pada Pilkada ketiga yang diikuti tahun ini partainya masuk ke urutan kedua.

"Yang ketiga ini saya confident sedikit-sedikitnya nomor dua," ucap Paloh.

Reporter: Muhamad Agil Aliansyah

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya