Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka acara pendidikan kader ulama (PKU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Gedung Tegar Beriman, Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dalam sambutannya Jokowi sempat menjawab semua pertanyaan terkait sindiran sebagai antek aseng.
"Jokowi itu antek asing. Ini mumpung pas ketemu saya jawab sekali. Ini baru pertama saya jawab seperti itu. Mumpung banyak ulama dan kader ulama," kata Jokowi di hadapan para ulama, Rabu (8/8/2018).
Dia menepis bagian dari antek asing. Dia pun mempertanyakan sindiran tersebut. Pasalnya pada Januari lalu, Jokowi menjelaskan telah membuat kebijakan di sektor migas yaitu 100 % kepemilikan Blok Mahakam yang dimiliki Jepang diserahkan ke PT Pertamina (Persero). Kemudian Blok Rokan yang sejak lama sudah dikelola Chevron, Amerika kini sudah diserahkan kepada PT Pertamina.
Advertisement
"Antek asing. Bagaimana antek asing?" tanya Jokowi.
Kemudian, dia juga memaparkan kesulitan untuk melobi PT Freeport. Dia menjelaskan sudah 40 tahun Indonesia hanya diberikan 9,3%. "Dan kita semua diam saja enggak ada yang bersuara. Diam 9 persen," kata Jokowi.
Negosiasi
Karena itu, Jokowi pun melakukan negosiasi selama 3,5 tahun. Lobi-lobi tersebut pun berjalan alot kata Jolowi. Namun dengan lobi yang kuat kata dia, Indonesia akhirnya membuat kesepakatan Head of Agreement (HoA) sebesar 51 persen.
Tetapi, kata dia, kesepatakan itu malah dianggap negatif beberapa pihak.
"Kok malah suaranya kok jelek semua. Saya enggak mengerti bagaimana kita ini. 40 tahun 9 persen pada diam. Begitu ada kesepakatan HoA 51 persen tidak didukung penuh. Mestinya seluruh rakyat mendukung penuh agar itu betul-betul bisa dikelola bangsa ini. Begitu dibilang antek asing?" papar Jokowi.
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement