Ijtima Ulama Dukung Prabowo, Timses Jokowi Tak Khawatir Pengaruhi Suara Umat Islam

Persaingan elektabilitas cawapres, menurut Hasto, Ma'ruf lebih unggul karena tokoh ulama besar dibandingkan dengan Sandiaga Uno.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Sep 2018, 13:49 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2018, 13:49 WIB
Sekjen Partai Pendukung, KPU, dan Bawaslu Dampingi Jokowi - Ma'ruf Amin Tes Kesehatan
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan sejumlah sekjen partai pendukung memberi keterangan saat mendampingi bakal capres-cawapres Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin tes kesehatan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (12/8). (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, yakin hasil Ijtima Ulama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) tak memengaruhi kantung suara umat Islam. Hal itu berkaca pada hasil survei beberapa lembaga yang menyatakan umat islam cenderung memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Sekjen PDIP itu menanggapi hasil Ijtima Ulama GNPF yang menyatakan mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Pentolan FPI Rizieq Shihab dalam forum kemarin memberikan arahan untuk memenangkan pasangan koalisi oposisi.

"Beberapa survei menunjukkan dukungan umat muslim kepada Jokowi-Kiai Ma'ruf jauh lebih besar," kata Hasto di Posko Cemara, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018).

Persaingan elektabilitas cawapres, menurut Hasto, Ma'ruf Amin lebih unggul karena tokoh ulama besar dibandingkan dengan Sandiaga Uno.

"Karena tokoh ulamanya. Karena pengalamannya di dalam organisasi, baik itu di dalam NU maupun MUI. Ini jadi aspek-aspek positif," kata Hasto.

Hasto menambahkan Ma'ruf tak memiliki karut-marut dengan perusahaan. Sebagai tokoh ulama yang sentral pun, Ma'ruf Amin dinilai bertanggung jawab terhadap umat Islam.

"Kiai Ma'ruf tidak punya pengalaman yang terkait dengan patgulipat perusahaan untuk tampak kelihatan baik. Yang Beliau lakukan adalah bagaimana umat bisa jauh lebih baik," ujar Hasto.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tak Merepresentasikan Ulama?

Sementara, Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni, menyebut Ijtima Ulama tidak merepresentasikan ulama-ulama Indonesia. Dia mempermasalahkan seolah-olah Ijtima Ulama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) itu seakan mewakilkan para pemuka agama Islam di Indonesia.

"Tetapi klaim tentang itu adalah mengatasnamakan ulama, kita bisa pertanyakan," kata Antoni.

Sekjen PSI itu mencontohkan, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama, Said Aqil Siradj, dan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir tidak ikut dalam Ijtima Ulama GNPF. Padahal, keduanya merupakan pengurus organisasi Islam terbesar dan berpengaruh.

"Atau lembaga keislaman yang selama ini berkontribusi besar bagi bangsa kita. Tentu wajar apabila publik bertanya, sebenernya ulama apa ini? Siapa ini sesungguhnya mereka?" kata Antoni.

Dia pun menegaskan kembali pernyataan bakal calon wakil presiden Ma'ruf Amin. Ketua MUI itu meyakini bahwa ulama yang baik lebih mendukung pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

"Seperti yang dikatakan Kiai Ma'ruf bahwa ulama yang baik, para penghafal Al-Qur'an, para ahli ibadah itu memiliki kecenderungan untuk mendukung Pak Jokowi-Kiai Ma'ruf," kata dia.

Antoni mengatakan dimunculkan kembali politik agama lantaran isu ekonomi yang digulirkan kubu Prabowo-Sandiaga mudah diredam. Dia berharap isu primordial tidak dimainkan dalam Pilpres 2019.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya